Chapter 330 - 330. Memberikan Mimpi Indah 21+ (1/2)
Pembicaraan panjang lebar antara ayah dan anak berakhir ketika terdengar seruan nyaring dari ruang makan. ”Azell, suamiku! Makanannya sudah siap..” seru dari ruang makan nyaring melengking di telinga yang mendengarnya.
”Pa, suara Bunda sangat nyaring. Hampir saja Azell tutup telinga karena hal itu.” Kata Azell memberitahu.
”Hust.. jangan keras-keras mengatakannya, atau Bundamu akan mengdengarnya dan mengomelimu sepanjang malam.”
”Hahaha.. Papa nakal! Senang sekali menggoda Bunda. Ya sudah ayo ke ruang makan Pa. Aku sudah lapar.” Azell menarik tangan Ludius ke arah ruang makan.
”Baiklah, kita akan makan bersama dan mencicipi masakan Bundamu yang cerewet itu.”
Di ruang makan Silvia sudah mempersiapkan nasi goreng permintaan Azell dan beberapa makanan lain. Mereka sudah menempati tempat duduk masing-masing.
Satu piring porsi besar nasi goreng untuk Azell sudah tersedia didepannya. Dengan mata berbinar Azell mengambil sendok dan garpu yang ada di samping piring. ”Bunda, Papa selamat makan. Yummy, kelihatannya enak sekali.” Ucapnya dengan memainkan lidahnya dan mulai menikmati makanannya dengan lahap tanpa menunggu yang lain.
”Pfft.. pelan-pelan makanannya Azell, Bunda sudah membuat banyak nasi goreng khusus untuk Azell. Kalau kurang Azell nambah saja.”
Silvia mengambil piring di depan Ludius yang masih tengkurap dan mengisinya dengan nasi dan beberapa sayuran dan lauk yang sudah tersedia. ”Ini makananmu suamiku.” Memberikannya pada Ludius.
”Terima kasih atas perhatiannya Sayang. Jarang-jarang kita makan bersama seperti ini. Sungguh momen yang langka.” Ucap Ludius sambil melirik manja Silvia.
”Uhm..” . Silvia hanya berdehem, ia sendiri mengambil bagiannya dan perlahan memakannya, menikmati makan malam bersama yang lain.
”Berarti nanti malam boleh dong yah..” celetuk Ludius,
Ukhuk,.. ukhuk..
Sontak saja Silvia yang mengunyah makanannya tersedak mendengar perkataan ambigu suami nakalnya itu. Ia langsung menengadahkan wajahnya dan melirik Ludius tajam. ”Diamlah! Kita sedang di meja makan.”
'Ludius! Apa kau ingin mempermalukanku di depan putramu sendiri hah!!.' Batin Silvia yang geram mendengar celetukan garing tanpa filter itu.
Ludius hanya tersenyum menahan tawa melihat Silvia yang malu sekaligus marah karena celetukannya di depan putra jeniius seperti Azell.
Setelah mendapat lirikan maut Silvia, Ludius langsung diam dan mengerti kalau istri pemarahnya itu tidak ingin membicarakannya terlebih dahulu. 'Baiklah kalau itu maumu Sayang. Kita lanjutkan pembicaraan kita ini setelah Azell tidur.'
Setelah sesi makan malam bersama selesai, Ludius sengaja membawa Azell kembali ke ruang keluarga agar bisa duduk bersama dan akhirnya Azellpun tertidur.
Namun sepertinya keinginan Ludius tidak semudah itu tercapai. Soalnya setelah Azell kembali keruang keluarga, ia justru bermain dengan laptopnya kembali, dan itu membuat Ludius semakin jengkel.
Lebih dari satu jam Ludius membujuk Azell untuk tidur alasan karena sudah malam dan besok harus sekolah, tapi dasar anak jenius yang mirip seperti Ludius, ada saja alasannya untuk menghindar dari perintah untuknya tidur.
”Sebentar lagi Pa, ini masih tanggung dan sebentatr lagi juga selesai. Kalau Papa ingin tidur ya sudah tinggal tidur saja, apa susahnya?!.” Ucap Azell acuh,
”Dasar anak kurang ajar kau! Di suruh tidur malah ngelunjak! Sini laptopnya, Papa sita dan TIDUR!.” Perintah Ludius dengan suara lantang.
”AH, Papa pelit. Bilang saja jika ingin menjahili Bunda malam ini makanya suruh Azell tidur cepat. Biasanya juga Papa tidak urusan kalau Azell tidur malam!.”