Chapter 326 - 326. Bagaimana aku harus menjelaskannya padamu, istriku (1/2)
Ludius langsung mengangkat Bianca turun dari pangkuannya, dan menatap tajam kearah pintu. Tidak berselang lama gagang pintu terbuka dan seseorang datang.
Kedatangan orang tersebut langsung menyita perhatian Ludius hingga ia beranjak dari duduknya dengan perasaan cemas dan mata terbelalak.
”Silvia, bagaimana kamu bisa ada disini Sayang?.” Tanya Ludius, ia dengan cepat mendorong Bianca yang ada di dekatnya dan melangkah cepat menuju Silvia yang masih berdiri terpaku dengan tatapan datar.
”Oh, jadi suamiku memintaku datang hanya untuk memperlihatkan hal ini..” ucap Silvia lirih.
”Sayang, kamu sejak kapan ada disini?.” Tanya Ludius kembali, ia langsung memegang kedua pundak Silvia dan mencoba memeluknya. Namun dengan cepat Silvia tepis kedua tangan Ludius.
”Itu tidak penting. Dengar Ludius, kalau kau mau mengatakan yang sebenarnya tentang hubunganmu dengan sekretarismu yang seksi itu, katakan saja! Kau tak perlu khawatir, aku takkan menguburmu hidup-hidup. Lagi pula seperti ini juga baik, aku jadi tahu bagaimana kau memandang rendah istrimu!” Silvia yang membawa bungkusan berisi bekal langsung menarik tangan kanan Ludius dan menaruh bungkusan di tangan Ludius.
”Nikmati makanan ini dengan wanitamu. Aku harus kembali dan tidak ingin mengganggu waktu penting kalian, sampai jumpa!.” Ucap Silvia langsung pergi tanpa mau memberikan sedikit waktu untu Ludius bicara.
”Sayang.. kau yakin dengan ini!.”
Bagaimana lagi, Silvia tidak memberikan sela untuk Ludius mengatakan atau menjelaskan sesuatu padanya. Terlebih lagi ada Bianca yang masih duduk santai dengan semua informasi penting yanga ada di tangannya.
Entah mengapa Ludius seperti di permainkan keadaan dan takdir. Apakah ini yang di sebut karma?
'Sayang, kau pasti sangat terluka dengan kata-kataku barusan. Aku yang saat ini masih memegang kekuasaan setengah dari daratan China belum cukup untuk melawan 2 Organisasi besar sekaligus. Aku masih membutuhkan sekutu meski itu wanita gila seperti Bianca. Aku harap kamu tidak terlalu memikirkan tentang sikapku, karena aku tak ingin kehamilanmu terganggu, Sayang.'
Ludius membuka bungkusan yang Silvia bawa, jarang-jarang memang Silvia datang membawa bungkusan seperti ini. Dan ternyata didalamnya berisi kotak makan yang berisi nasi dengan beberapa lauk dan sayur lengkap empat sehat lima sempurna.
Ingin rasanya Ludius mencabut kata-katanya dan memutar ulang kembali waktu yang sudah terlewat, tapi semua itu hanya angan Ludius belaka. Nasi sudah menjadi bubur dan ia hanya bisa membodohi dirinya sendiri.
'Bagaimana Silvia bisa datang ke kantor seperti ini. Ditambah lagi ia repot-repot membawa makanan lengkap seperti. Jangan bilang kalau ini ulahmu Bianca!.' Geram Ludius, ia melangkah kembali kemeja dan menaruh kotak makanan yang Silivia bawa.
Dengan tatapan tajam yang mengarah tepat pada Bianca dan tangan mengepal menahan amarahnya yang membuncah Ludius langsung menghampiri Bianca yang sedang duduk manis di sofa dengan tangan bersedekap.
”Ada apa kau menghampiriku dengan wajah dinginmu itu Tuan Lu?.” Tanya Bianca dengan santainnya.
”Katakan! Apa kau yang sudah meminta Silvia datang kemari untuk melihatku menggodamu sekretarisku!.” Tegas Ludius dengan tenang meski hatinya sudah mengumpat tidak karuan.
”Tentu Tuanku, melihat anda mengatakan itu di depan istri anda sudah membuat saya yakin kalau anda sudah siap dengan bahaya dimasa mendatang.” Bianca beranjak dari duduknya dan mendekati Ludius. Dengan tiba-tiba Bianca menarik dasi panjang Ludius hingga memaksa Ludius mendekatkan wajahnya tepat didepan matanya.