Chapter 315 - 315. Hanya ingin memanjakan istri karena rindu (1/2)

”Kamu sedang memperingatkanku? Apa hak mu untuk itu!.” Balas Huan masih dengan berbisik meski hatinya ingin meronta dan mengatakan bahwa Ludius seharusnya adalah calon suaminya.

”Aku ada hak karena kau ada dalam pengawasanku! Lupakan masalah surat wasiat dari Ibuku, itu hanya masa lalu!”. Balas Kakak Lian masih dengan suara berbisik.

Mendengar bisik-bisik Silvia menjadi tidak enak pada kakak ipar dan Huan, 'Mereka sepertinya sedang dalam masalah. Sebenarnya apa yang mereka debatkan?.' Batin Silvia. Karena penasaran, Silvia akhirnya beranjak dari duduknya dan mendekat ke arah mereka.

”Kakak ipar dan Nona Huan, sebenarnya apa yang kalian bicarakan? Jika ada masalah, tidak bisakah di bicarakan secara baik-baik?” tanya Silvia yang tidak sadar juga mereka sedang membicarakan tentangnya.

Lian langsung melirik tegas Huan untuk diam, dan mengalihkan pandangannya kearah Silvia dengan senyuman. ”Adik, tidak perlu pedulikan kami, ini hanya masalah kecil antar pasangan muda. Doakan saja Kakak iparmu ini bisa segera mengambil hati Huan” canda Lianlian yang sebenarnya merupakan KODE KERAS untuk wanita yang masih menggilai adiknya yang sudah beristri.

Silvia langsung tersenyum lebar, ”Chie.. Kakak ipar, harus gerak cepat nih biar tidak di ambil orang. Silvia pasti akan dukung kakak ipar sepenuhnya. Sayang loh kak, Kakak Huan itu cantik dan baik pula,” puji Silvia.

Lian yang mendengar pujian Silvia untuk Huan hanya bisa mengiyakan dengan senyum yang sedikit di paksakan. 'Adik ipar, tidakkah kamu terlalu baik pada orang lain? Dia ingin merebut suamimu dan kamu justru memuji dia sedemikian rupa. Untung saja Ludius tidak disini..', batinnya.

Mungkin untuk saat ini Lianlian hanya bisa memaklumi fikiran dan sudut pandang Silvia yang selalu berfikir positif tentang orang lain. Tapi tetap saja tidak akan membiarkan Huan berbuat sesukanya pada hubungan pernikahan adiknya.

Dari arah pintu terlihat gagang pintu berputar dan pastinya akan ada orang yang masuk. Silvia fikir itu orang dari CS yang mengantarkan minuman untuk tamunya, tapi tidak mungkin CS main buka pintu tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. 'Jadi siapa yang datang?'

”Sayang.. aku dengar kamu mengunjungi kantor untuk mengurusi beberapa dokumen yang menumpuk..” seru suara Ludius dari balik pintu,

Merasa di tinggalkan sehari semalam oleh Ludius, bagaikan seabad bagi Silvia. Dengan senyum merekah ia melangkah cepat ke arah pintu. Betapa bahagianya Silvia saat melihat sosok suaminya datang dan tepat ada di depan matanya. Dengan cepat Silvia memeluk Ludius dan menyandarkan kepalanya di dada bidang suaminya.

”Jahat!, kamu pergi pun tidak mengucapkan selamat malam terlebih dulu padaku..!”, protesnya, seketika Silvia bertingkah manja seakan sudah tidak bersama suaminya berbulan-bulan.

”Sayang maafkan aku. Malam itu kamu sangat lelah dan kondisimu sedang tidak stabil. Bagaimana mungkin aku membangunkanmu dan mengatakan aku akan pergi untuk beberapa waktu..” balas Ludius sambil membelai surai rambut panjang istrinya.

Lianlian yang melihat ikut berbahagia atas kesungguhan cinta mereka. ”Ekhem.. bisa kalian hentikan sebentar sayang-sayangannya. Masih ada aku disini loh..”. celetuk kakak Lian,

”Hehe.. Kakak Lian,” ujar Silvia, ia langsung melepas pelukannya.

Ludius yang juga baru menyadari ada orang lain didalam ruangan langsung menoleh kesamping. ”Kakak Lian, dan Nona Huan.. untuk apa kalian ada disini?”. Tanya Ludius dengan santai.

”Aku hanya ingin mengecek keadaan kantor karena dengar-dengar kau sedang dalam perjalanan bisnis, begitu tiba di ruanganmu ternyata istrimu sudah ada disini. Ya sudah kami akhirnya sedikit ngobrol dan kami berniat ingin kembali”, kata Kakak Lian menerangkan.

Ludius langsung menatap istrinya dengan selidik. ”Apa saja yang kamu bicarakan dengan Kakak Sayang.”