Chapter 296 - 296. Bagaimanapun, aku hanya orang asing diantara kebahagiaan kalian bag 2 (1/2)
Silvia hanya bisa diam terpaku tanpa berkata atau bertindak melihat kedekatan mereka dengan Azell yang menjadi penghubungnya. Karena bagaimanapun ia datang setelah mereka melewati semuanya.
Longshang yang baru saja turun dari pesawat melihat keadaan Silvia yang diam merenung melihat hal yang ada di depannya membuatnya langsung mengerti apa yang terjadi.
”Silvia..” sapa Longshang dengan menepuk pundak Silvia pelan,
Silvia menoleh ke belakang dengan senyum yang di paksakan membalas sapaan Longshang, ”Uhm, aku baik-baik saja. Longshang, bisa kau antar aku kembali lebih dahulu? Ada banyak hal yang harus aku kerjakan..”
”Aku akan mengantarmu! tapi kau tidak pandai berbohong Silvia. Jelas kau merasa terganggu dengan yang kau lihat. Mengapa kau diam dan menghindar? Bukankah kau itu istri dari Ludius?”. Tanya Longshang terang-terangan yang justru di balas dengan senyum tulus namun di dalamnya menyiratkan kata TERLUKA.
”Kau tahu Longshang, ada hal di mana keadaan tidak bisa kita kendalikan dan atasi begitu saja. Jika aku muncul di tengah mereka saat ini apa kau fikir itu baik?” Tanya Silvia, dia mengalihkan pandangannya dan berjalan menjauh dari mereka.
”...” Longshang justru terdiam, dia mungkin belum memikili kata-kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan Silvia saat ini,
”Kau sendiri bahkan terdiam!” ucap Silvia sarkas. ”Jika saja aku menemui mereka saat ini, mungkin akan berdampak tidak baik bagi Azell yang menginginkan waktu berdua kedua orang tuanya. Meski Azell adalah anak yang jenius, tapi dia masih haus akan kasih sayang dari orang tuanya. Sudahlah, ayo kita kembali..”.
Silvia di temani Longshang menuju mobil yang sudah di siapkan tidak jauh dari tempat landasan udara meninggalkan suaminya dengan anaknya untuk sementara waktu. Karena tekanan perasaan yang datang tiba-tiba membuat keadaan Silvia tidak stabil. Selang beberapa saat saja dia mengalami pening yang luar biasa, matanya berkunang dan tubuhnya hampir kehilangan kendali atas dirinya.
”Longshang, apakah mobilnya masih jauh?”. Tanya Silvia sambil memegangi kepalanya yang terasa berat,
Segera Longshang menangkap tubuh Silvia sebelum ia terjatuh karena kondisinya, ”Mobil ada di depan sana,” Longshang memperhatikan Silvia dan melihat wajahnya yang pucat, mungkin ini juga efek dari kondisi rahimnya terus memburuk. Longshang tidak ingin mempertanyakannya lebih jauh dan memapah Silvia masuk ke dalam mobil.
Setelah masuk ke dalam mobil dan hendak berangkat dengan Pak sopir yang sudah siap menancapkan gasnya tiba-tiba ponsel Longshang bergetar.
Bzzt.. Bzzt..
[”Hallo Longshang..”] sapa seorang wanita di ujung telefon
[”Zy, ada apa kau menelfonku. Sepertinya ada hal penting yang ingin kau sampaikan?”] tanya Longshang dengan perasaan yang bahagia tentunya. Bagi Longshang saat ini mendapat telefon saja dari Linzy itu sebuah anugrah.
[”Bisa kau datang menemuiku? Ada hal ingin aku sampaikan”]
[”Aku bisa datang tapi tidak untuk sekarang, bagaimana kalau sore nanti atau esok lusa?]
[”Longshang, aku hanya ingin bertemu denganmu? Mengapa kau menolak permintaanku? Apa kau benar-benar tidak ingin memperbaiki hubungan kita?”] desak Linzy di ujung telefon.
[”Baik aku akan datang, kita bertemu di Cafe Garden sekarang”]
[”Terima kasih..”] balas Linzy kemudian memutus panggilannya.
Longshang sedikit tidak enak hati, ia seharusnya mengantar Silvia kembali tapi ia juga tidak bisa mengabaikan Linzy yang ingin menemuinya. Ia menoleh ke belakang, melihat bagaimana keadaan Silvia. ”Kau baik-baik saja Silvia?”.
”Apakah Linzy yang menelfonmu?”, jawaban Silvia justru pertanyaan yang berbalik pada Longshang,
”Iya, Linzy memintaku untuk bertemu saat ini juga, tapi aku harus mengantarmu kembali baru aku akan menemuinya”,
”Kau tak perlu mengantarku. Temui saja Linzy, jangan buat dia menunggumu datang. Aku baik-baik saja, lagian sudah ada sopir yang akan mengantarku sampai kerumah”, balas Silvia dengan senyumnya yang ramah.