Chapter 288 - 288. Senja Bersamamu bag 3 (1/2)
Mendengar perkataan Ludius yang terkesan takut pada Ibu mertuanya sebagai alasan untuk istrinya makan lebih banyak membuat Silvia tersedak. ”Ukhuk.. Ukhuk..”.
Secepatnya Ludius beranjak mengambilkan air putih di sudut meja paling kiri dan memberikannya pada Silvia.”Kamu makannya pelan-pelan sayang, kalau takut aku habisin kan kita masih bisa minta di buatkan lagi..” kata Ludius menasehati, padahal jelas-jelas dia yang telah membuat istrinya sampai tersedak.
Dengan buru-buru Silvia menenggak minumannnya. ”Hufft..”. Silvia membuang nafas pelan setelah meminum hampir satu gelas penuh air putih.
”Apa kau tidak merasa bersalah suamiku! Jelas-jelas kau yang memmbuatku sampai tersedak masih bisa pula menasehatiku”, gerutu Silvia dengan bibir bersungut. Namun tidak di pungkiri ia ingin sekali tertawa mengetahui suami usilnya ada juga orang yang ia takuti.
”Maafkan aku Sayang, iya.. aku mengaku salah. Apa kam puas Sayang?”. kata Ludius dengan senyum mengalahnya pada istri bawelnya.
Melihat mulut istrinya belepotan, Ludius langsung mengambil tissu yang tergeletak di tengah dan membantu menyeka mulut istrinya dengan perlahan dan hati-hati. ”Sini, aku bersihin Sayang..”.
”Nggak perlu! Aku bisa sendiri kok..”. kata Silvia menolak kasar perhatian suaminya, mungkin moodnya sedang jelek tiba-tiba marah tanpa alasan.
Mendengar penolakan istrinya tentu saja Ludius langsung membalas penolakan istrinya dengan caranya. Ia mengambil tissu kembali dan membersihkan pakaian depan istrinya yang sedikti kotor karena tersedak tadi sambbil mengatkan beberapa kata.
”Sayang, apa salahnya kalau suamimu ini memberi perhatian? Romantis ada kalanya di mulai dengan cara yang sederhana dan sepele. Aku melakukan ini karena aku memang mencintaimu, dan akan melakukan apapun meski itu dari hal yang terkecil. Jadi apakah kam masih menolak perhatian dari suamimu Sayang?”.
”...”
'Bagaimana pria berdarah dingin seperti Ludius bisa begitu bersabar demi istrinya. Kau benar-benar membuatku malu sekaligus kagum suamiku..', batin Silvia.
Spechless..
Silvia hanya terdiam tanpa bisa membalas perkataan suaminya, Semburat kemerahan memancar di wajah manis Silvia, meski ini bukan pertama kalinya bagi Silvia menerima perhatian sederhana dari suaminya namun tetap saja hatinya berdebar tak karuan. Karena tidak ingin menjadi bahan ejekan suaminya dengan rona wajahnya, Silvia mengalihkan pandangannya dari suaminya.
”Sayang.. sepertinya hari sudah semakin petang. Ada baiknya kita kembali ke resort. Kalau kamu masih ingin menikmati makanannya nanti kita bisa delivery, OK..!”.
”Uhm..”
Ludius faham dengan istrinya yang menyahut hanya dengan deheman, ia tahu pasti istrinya masih malu karena terlihat jelas rona merah di wajahnya. 'Sayang, kamu masih saja bersikap menggemaskan'.