Chapter 283 - 283. Sepucuk Surat Peringatan (2/2)
”Kamu belum selesai Sayang?”. Tanya Ludius, ia mendekat ke arah belakang istrinya yang masih duduk di depan cermin.
”Sudah kok, ini cuma lagi benerin resleting. Aduh.. kok susah banget yah?”. Keluh Silvia dengan tangan kanan membelakangi punggung yang sedang menarik resleting sedangkan tangan kiri memegang bagian bawahnya.
Melihat istrinya kesusahan, Ludius lantas membantu menarik sletingnya dengan tatapan yang memandang lurus ke cermin. ”Kamu cantik sekali sore ini Sayang?. Lain kali kalau susah bilang dong, kan suamimu ini bisa bantu..”.
”Uhm..” Silvia hanya berdehem mengiyakan. ”Kita berangkat sekarang kan suamiku?”. Tanya Silvia, ia tidak mengindahkan suaminya yang masih memperhatikannya dan beranjak dari duduknya mengambil tas yang masih berada di dalam koper.
”Ohya suamiku, ponselku ada dimana yah? Apa kamu melihatnya?”. Tanya Silvia kebingungan. Ia dengan cepat menggeledah satu persatu tas, koper, dan semua yang ada di atas meja.
Begitu Ludius teringat ada surat yang ia di selipkan di dokumen dan takut istrinya akan menemukannya, dengan cepat Ludius menghentikan kelakuan istrinya. ”Sudah cukup Sayang, apakah kamu ingin membuat tempat ini berantakan?”, Ludius memegang kedua tangan Silvia yang sedang menggeledah seisi meja dan memaksanya duduk terlebih dahulu di sofa.
”Aku sedang mencari ponselku suamiku! Seingatku selamandi pesawat aku taruh di tas. Masa sih nggak ada?”. Fikir Silvia sambil memutar kembali memorinya mengingat hal selama di dalam pesawat.
”Sudah Sayang, nanti juga ketemu. Memangnya untuk apa kamu bawa ponsel Sayang?”.
”Hnnng.. mau tahu ajah!”.
”Awas loh ya kalau istriku ini main tukar nomor dengan Oppa yang ada di sana..! suamimu ini tidak segan-segan untuk menghukum istri nakalnya di atas ranjang nanti..”.
Silvia mengambil paksa ponsel yang ada di tangan kanan suaminya. ”Bukannya kau yang senang bermain dengan wanita-wanita yang ada disini? Kulit mereka putih, body seksi, wajah mereka apalagi.. kelewat cantik! Aku yang apa adanya ini mana sanggup bersaing dengan wanita seperti mereka!!”, kata Silvia dengan meninggikan nada bicaranya.