Chapter 280 - 280. Panggilan dari Ibu Mertua (1/2)

Pemandu Hyun memasuki resort dengan di ikuti Silvia dan Ludius menyusuri setiap ruangan menuju kamar yang sudah mereka booking sebelumnya. Dengan Silvia yang tertidur dalam gendongan Ludius sudah cukup menyita perhatian banyak pengunjung. Banyak dari mereka menatap takjub serrta iri pada Silvia yang tidur dalam gendongan pria muda nan tampan dengan penampilan dan status tinggi seperti Ludius.

Seperti obrolan sekerumun wanita yang tengah liburan di Pulau Jeju ini, mendapat kesempatan secara langka di karenakan Tuan Kim memboking seluruh resort hingga membuat mereka memiliki kesempatan emas untuk menikmati Jeju tanpa harus merogoh kocek sepeserpun.

Lihatlah pria itu..bukankah dia sangat romantis?

Hah.. kau benar! Dia rela membawa wanita dlam gendongannya menyusuri resort sejauh ini. Kalau suamiku pasti aku sudah di tingga di dalam mobil. Huh...

Hahaha... itu kan kau! Coba kalau kau punya suami seperti dia! Tampan kaya memiliki kedudukan dan pastinya sangat mencintai istrinya.. kau pasti akan di manja seumur hidupmu!.

Celetukan demi celetukan terus bersahutan memenuhi suara seisi ruangan dan resort bagian bawah. Sejauh Ludius berjalan ia mendengar banyak perkataan yang memuja dirinya dan kadang mengumpat mereka. Ingin sekali ia bungkam saat itu juga, namun ia tak ingin membangunkan Silvia yang tengah tertidur pulas.

***

”Tuan.. kita telah sampai di ruangan anda..”. kata pemandu Hyun begitu tiba di lantai 25 di depan pintu ruangan yang akan mereka tempati dengan pemandang terbaik di areanya.

Pemandu Hyun membukakan pintu dan mempersilahkan Ludius masuk untuk segera membaringkan istrinya. ”Silahkan di nikmati waktu luang anda Tuan.. sebentar lagi barang bawaan anda akan sampai. Kalau begitu saya permisi..”. ujar Hyun sang pemandu lalu pergi dari depan pintu ruangan yang di tempati Ludius.

Ruangan yang cukup luas dengan 1 kamar luas dan segala fasilitas lengkap lainnya yang mendukung resort ini menjadi yang terbaik. Di sudut kamar yang lebar Ludius membaringkan Silvia yang ,asih memejamkan mata. ”Sayang.. kita telah sampai. Tapi sepertinya kamu sangat kelelahan! Sebenarnya ada baiknya kamu tidak ikut tadi..” . gumam Ludius.

Dengan telaten Ludius melepas sepatu hak tinggi dan kaos kaki yang Silvia pakai lalu menarik selimut yang terlipat di bawah kaki istrinya untuk menutupi seluruh tubuh Silvia hingga ke bagian leher. ”Tidurlah yang nyenyak sayang.. baru kita akan pergi untuk datang menemui para tamu”. Ludius mengecup kening Silvia lalu beranjak dari sisinya,