Chapter 274 - 274. Tidak adakah cara lain untuk meneymbuhkan Silvia selain bantuan darinya? bag 2 (1/2)

”Aku tidak begitu yakin, tapi dengar-dengar ada sebuah teknologi yang di mutakhirkan dan dapat menyembuhkan luka bagian dalam secara 100%. Cara pastinya aku tidak begitu mengerti, namun dari informasi yang di dapat mereka melakukan penyembuhan secara bertahap melalui alat semacam scan untuk mengetahui titik-titik pasti luka dalam. Di kabarkan ini masih dalam tahap riset dan pengembangan. Dan hasil dari penggunaannya yaitu mempercepat laju perkembangan jumlah sel-sel yang menghubungkan jaringan-jaringan pada organ dalam, serta radiasi yang di pancarkan oleh alat tersebut membantu pelekatan jaringan yang baru terbentuk hingga mencapai 100%. Namun yang pasti sampai saat ini alat tersebut masih dalam tahap gagasan belaka, karena sampai sekarang belum ada orang yang bisa membuktikannya”. Kata Linzy memberi penjelasan secara sederhana bagaimana cara kerja alat yang sedang di mutakhirkan.

Ludius terdiam kembali memikirkan kemungkinan yang dikatakan Daniel, 'Apakah aku harus benar-benar menyerahkan penyembuhan Silvia pada Daniel? Tidak adakah cara lain selain meminta bantuan darinya?'.

”Zy, jika memang benar ada orang yang bisa membuktikan gagasan tersebut apakah kau percaya?”. Tanya Ludius secara tiba-tiba dan itu membuat Linzy sedikit terkejut.

”Dari mana kau mendapatkan pemikiran seperti itu?, apakah kau baru saja bertemu dengan orangnya?. Tapi jika memang benar yang kau katakan aku akan percaya 50%”.

”Mengapa hanya 50%, adakah efek samping dari radiasi yang di pancarkan alat tersebut?”.

”Segala bentuk penemuan yang masih dalam tahap uji coba pasti masih memiliki efek samping dan itu tidak bisa di hindari. Hanya saja jika ada orang China yang mampu menapaki langkah berbahaya ini tanpa melakukan riset lebih jauh pastinya akan berdampak pada kestabilan dunia Kedokteran”. Ujar Linzy. ”Sebentar lagi istrimu akan siuman, kau temanilah dia..”

”...” tanpa sepatah kata Ludius langsung masuk kedalam menemui istri tercintanya, dari balik pintu terlihat Silvia terbaring dengan mata yang masih tertutup. Wajah pucat di balik bias kecantikan Silvia membuat Ludius tidak bisa melepaskan pandangannya dari istri tercintanya.

Menghampiri secara perlahan dan duduk di kursi yang tersedia di samping istrinya, dengan lembut Ludius membelai lembut kepalanya dan memberikan sebuah ciuman di kening istrinya. ”Sayang..!”. panggil Ludius lembut di samping telinga istrinya,

Beberapa saat hening hingga tiba-tiba jemari Silvia bergerak perlahan, bahkan kelopak matanya perlahan mulai terbuka. Ludius yang masih duduk di samping Silvia masih membisikkan kata-kata romantis ternyata ampuh membangunkan Silvia dari alam bawah sadarnya.

Mendengar sapaan lembut suaminya membuat Silvia menoleh kearah nya. ”Suamiku, kita ada dimana kali ini?”. Tanya Silvia lirih Pada suaminya,

”Kita ada di rumah sakit Sayang, kau pingsan kembali setelah beberapa saat terbangun”. Ujar Ludius.

”Oh.. Ludius, jujur saja aku masih menghawatirkan Daniel. Dia terluka parah ketika menyelamatkanku dari 3 peluru yang mengarah padaku. Sebagai orangh yang di selamatkan nyawanya tentu saja aku tidak bisa tenang sampai tahu keadaannya yang sebenarnya. Aku harap kamu mengerti Suamiku”. Kata Ludius menjelaskan kesalah pahaman diantara mereka.

”Ssst... kau tak perlu menjelaskan apapun Sayang, aku mengerti. Aku akan menemanimu nanti menjenguknya dan mengucapkan terima kasih karena telah menyelatkanmu dan calon anak kita”.

Tangan Silvia menarik tangan kanan Ludius dan menempelkannya di perut Silvia yang masih datar, dengan senyuman yang merekah ia menggenggam tangan Ludius membantunya mengusap perut datarnya.

”Nak, baik-baik di dalam perut mamamu ya.. jangan nakal agar mamamu tidak kerepotan”. Kata Ludius lembut di samping perut Silvia, saat ini Ludius terlihat bagai figur seorang ayah yang jauh dari kesan pembumuh berdarah dingin.