Chapter 261 - 261. Kumpul bareng Teman (1/2)

Ludius menerima panggilan Video dari Azell dan terlihat di layar laptop Azell yang pagi ini sudah memakai seragam akan berangkat ke sekolah.

[ ”Pagi Pah!! Azell mau berangkat sekolah nih. Oh Ya.. Kenapa Papa tidak pernah menghubungi Azell kalau tidak Azell yang menelfon duluan? ”.] Kata Azell dengan menunjukkan wajah cemberutnya di depan layar laptop.

[ ”Aku sedang sibuk Azell, kau belajarlah yang rajin. Untuk sementara Papa tidak bisa menemanimu karena harus pergi untuk perjalanan Bisnis”. ] Ujar Ludius, ia tersenyum simpul di depan layar melihat putranya sudah rapih memakai seragam sekolah. Setidaknya Azell bisa bersikap dan bermain layaknya anak seusianya.

[ ”Jadi aku tidak bisa menemui Papa beberapa hari ini? Yah.. Padahal aku kangen sama Papa”.] Wajah Azell seketika di tekuk, muka kusut bagai kain tak di setrika.

[ ”Kalau Azell kangen, Azell bisa kapan saja menghubungiku. Papa pasti akan mengangkatnya”.]

[”Papa janji?!”. ] Di depan layar Azell mengacungkan jari kelingking dan menunjukkannya pada Ludius

[ ”Papa janji, ini adalah janji sesama pria, kalau begitu Papa tutup dulu telefonnya. Ingatlah Azell, kamu harus sekolah yang rajin. Ok..!! ”.]

[ ”Uhm.. Demi Papa Azell akan sekolah dengan rajin. Kalau begitu sampai jumpa Papa.. ”.] Azell melambaikan tangan di depan layar dan panggilan pun terputus.

Sekarang sudah jam 08.10 pagi, masih ada beberapa jam sampai waktunya pergi ke Jeju, namun Ludius masih mengerjakan setumpuk map dokumen dan masih memikirkan kejutan apa yang akan diberikannya.

Namun dibalik itu, hal yang sebenarnya membuat Ludius tak fokus pada pekerjaannya adalah mengenai MATA-MATA dan pengkhianat yang masih berkeliaran di sekitarnya.

Bagai BOM WAKTU yang siap meledak kapan saja, penghianat memang adalah musuh paling mengerikan yang memakai topeng dengan sangat rapi.

”Tapi siapa pengkhianat itu? Bagaimana bisa aku kecolongan sampai dia masih berkeliaran di sekitarku?”. Ludius beranjak dari tempat duduknya, ia berdiri membelakangi kursi dan menatap dinding jendela yang memperlihatkan seluruh daratan Shanghai.

”Sepertinya sudah saatnya aku menemui Ayah Angkat yang berada di Belanda. 10 tahun aku tidak menemuinya.. Apakah dia akan marah?”.

Masih ada satu hal lagi yang tidak kalian ketahui, Ludius Lu.. Sebenarnya telah diangkat sebagai Putra oleh salah satu Pemimpin dari 5 Keluarga besar di Amerika Serikat di bagian California, lebih tepatnya di Kota LA yang mendominasi sebagian penduduk terpadat di Negara Amerika Serikat.

Alasan mengapa Ludius diangkat anak oleh salah satu Pemimpin 5 Keluarga Besar di Begar Bagian California tersebut adalah karena 10 tahun yang lalu Ludius pernah menyelamatkan beliau yang sedang terluka parah saat sedang berada di Negara China. Meski Ayah angkat Ludius adalah seorang pria misterius yang memiliki banyak kemungkinan terjadi, namun Ludius memiliki keyakinan sendiri bahwa Ayah angkatnya dapat membantunya.

”Ayah angkat, aku pasti akan meluangkan waktu untuk bertemu denganmu!”.

****

-Mansion Lu

Pagi ini di Mansion Lu yang masih sedikit riuh oleh suara kicauan burung menambah suasana yang sedikit membosankan bagi Silvia karena harus sendirian terkurung dalam Mansion dengan alasan demi keselamatanya.

Pagi ini Silvia yang masih duduk di depan TV baru saja menelfon Nadia dan Lingling untuk datang ke Mansion disaat mereka senggang. Dengan ditemani kesendirian di depan TV yang acaranya membosankan dan camilan yang sebenarnya tidak membuat kenyang meski kau memakannya setiap hari.