Chapter 260 - 260. Wanita Erotis (2/2)

”Kau takkan bisa membunuhku Tuan Lu!”. Bianca menengadahkan paksa wajah Ludius. ”Karena aku masih berguna untukmu!”. Balas Bianca penuh penekanan, ia mendekatkan wajahnya tepat di depan Ludius.

Seketika tawa Ludius menggelegar.. ”Hahaha… selama ini kau di sini mengawasiku dan tidak ada yang menyadarinya! Aku akui pandai menyamarkan aura membunuhmu Bi..”. Karena pembicaraannya dengan Bianca sudah selesai Ludius menarik tangan kanan Bianca yang memegang dagunya dan menghempaskannya. ”Tapi Sayang sekali, aku tidak tertarik, Simpan permainanmu untuk dirimu sendiri! Aku tidak butuh!”.

”Membosankan! Aku kira kau pria yang mudah di goda! ” Bianca berjalan mundur. ”Kurasa urusan kita sampai disini.. Tuan Lu, kau takkan memecatku karena hal ini kan?”.

”Kau menang! Aku takkan mengganggumu. Kau takkan membocorkan rahasiamu jika kau memang memiliki niat buruk”,

”Aku tahu Tuan Lu dapat di andalkan! Sebagai Sekretarismu aku pasti akan memberikan Informasi terbaik lebih dulu padamu. Ohya.. jika Tuan ingin menanyakan destinasi di Pulau Jeju, saya tahu tempat-tempat terbaik disana”. Kata Bianca, ia berbalik arah dan melangkah pergi. Tapi sebelum itu…

”Tidak perlu, pergilah!! ”. Usir Ludius,

”Jangan Lupakan itu Tuan Lu. Aku selalu mengawasimu! Kalau begitu aku akan pergi!”. Dengan senyum liciknya Bianca keluar dari ruang Direktur.

”Apa maksud Bianca? Siapa disini yang menjadi musuh dalam selimut?! ”. Gumam Ludius, fikirannya menjalar jauh memikirkan kemungkinan hal yang terjadi.

Mengenai Identitas Bianca dan hal yang wanitabitu ucapkan membuat Ludius tanpa sadar terus memikirkannya hingga dia lupa sedang mencari Villa terbaik di Jeju untuk nanti malam ia tinggali.

”Aargggh… mengapa menjadi semakin rumit, antara benar atau tidaknya perkataan Bianca berbanding 50:50. Sekarang aku harus mempercayakan hal ini pada siapa?”.

Kepala Ludius semakin berat terasa, ia yang sedang memikirkan pergerakan musuh mengenai HMD 103 serta zat yang dapat mengendalikan fikiran saja belum terpecahkan! Kini harus mendengar hasutan bahwa ada mata-mata di yang selalu berada dekat dengannya!.

Memikirkan cara memecahkan informasi sebenarnya tentang Bianca, Ludius teringat akan Zain Malik si peretas ternama. Segera ia memgambil ponselnya yang tergeletak di atas meja dekat dengan laptopnya.

[ ”Ada apa kau menghubungiku Ludius? Aku sudah ada di depan Mansionmu untuk menjaga istrimu! ”. ]

[ ”Haha.. Bagus, kau tidak melupakan tugasmu! Dengar..!! ”. Suara Ludius sudah mulai serius. ”Cari tahu identitas Bianca Luze sebenarnya! Baru saja dia menghasutku bahwa ada seorang mata-mata di antara kita! ”.]

[ ”Kau percaya dengan perkataanya Ludius? ”.]

[ ”Aku tidak ingin mempercayai perkataanya. Tapi dia sengaja memborkan sedikit Identitasnya didepan ku kalau bukan setengah perkataannya benar. Apa kau fikir Bianca akan berani melakukannya?”.]

[ ”Aku akan mencari tahu secepatnya dan memberikan laporannya segera padamu”.]

[”Aku akan menantikannya!”. ]

Ludius segera mumutus panggilannya, dan meletakkan kembali ponselnya di meja. Ia yang masih bermain dengan laptopnya tiba-tiba mendapat Video Call dari Azell.

”Sudah 3 hari kau tidak menghubungiku Nak! Sekarang ada apa kau menelfonku?”.