Chapter 258 - 258. Istri yang Tsundere (1/2)

”Apaan sih Ludius! Kan jadi berantakan rambutnya tahu!!”. Omel Silvia, ia hanya mendengus kesal.

”Ohya.. Sarapannya udah jadi belum Say.. ”. Tanya Silvia, dan parahnya ia keceplosan bilang SAY pada suami usilnya itu.

”Sayang.. Tadi kamu manggil aku apa? Coba deh di ulang. Siapa tahu aku tadi salah denger”. Ledek Ludius, ia mendekatkan telinganya ke samping wajah Silvia.

”Maaf! Aku lupa tuh tadi tanya apa! Sorry! ”. Jawab Silvia masih dengan kesalnya, apalagi kalau teringat kejadian yang baru saja terjadi.

Seketika wajah Silvia memerah mengingat hal tersebut, segera Silvia lari menjauh dari Ludius untuk menutupi wajahnya yang pastinya saat ini terlihat sangat lucu dan sudah jelas akan menjadi bahan tertawaan atau ledekan suaminya yang usil itu.

”Pfft… Hei Sayang…!”. Panggil Ludius, dengan terkekeh mengingat kejadian tadi. Namun silvia yang masih malu tidak menyahut dan kembali ke kamarnya.

”Istriku ini selalu saja malu dengan perbuatannya, hari ini aku harus memberitahu Longshang untuk menyiapkan segala sesuatunya sebelum keberangkatan ke Jeju. Sebuah Kejutan.. Ya, dia pasti senang”. Gumam Ludius, ia meletakkan kertas undangan di atas meja dan melangkah ke dapur untuk melanjutkan masakannya.

***

30 menit kemudian

Setelah sepagi ini Ludius memasak sop tulang iga beserta tumis tahu, akhirnya selesai juga dan siap prepare di meja makan. ”Bi.. Tolong siapkan semua makanannya di meja makan. Aku akan melihat istriku”. Pinta Ludius pada Bibi Yun yang membantunya memasak.

”Baik Tuan, saya akan menyiapkannya segera”.

Ludius melepas celemeknya dan menaruhnya ke tempat biasa, dengan senyum yang mengembang Ludius keluar dari dapur menaiki tangga lalu menemui Silvia yang masih di kamar.

”Sayang, sarapan sudah siap! ”. Seru Ludius, di balik pintu kamar,

Silvia keluar dari kamar dengan memakai Dress sederhana berwarna biru laut kesukaannya. ”Tuan Lu, ada apa kau memanggilku?”. Tanya Silvia ketus pura-pura tak mendengar.

”Sayang sarapan dulu, setelah itu kamu harus minum obat! ”. Ajak Ludius yang sedikit memaksa.

”Ya.. Ya.. Tapi aku nggak mau minum obat Tuan Lu, perutku seperti menolaknya. Pasti nanti balik lagi deh tuh obat”. Rengek Silvia manja.

”Tapi Sayang.. Kamu harus minum obat, kalau tidak.. bagaimana janin yang ada dalam rahimmu bisa tumbuh sehat dan kuat sepertimu Sayang.. ” bujuk Ludius,

”Enggak Tuan Lu, obat itu sangat pahit dan perutku terus menolaknya!! ”. Tolak Silvia beralasan.

Mendengar terus menerus alasan Silvia, Ludius menggendong paksa Silvia dan membawanya turun dari tangga. ”Sayang.. Kamu harus makan dan minum Vitamin..!! ”. Tegas Ludius.

”Ludius, kok kamu main paksa sih! Curang!! ”, protes Sivia mendengus kesal. Namun jauh dalam relung hatinya ia merasa senang. Meski begitu ia menikmati sikap Ludius yang menurutnya romantis meski senang main paksa. Diam-diam Silvia tersenyum simpul tapi ia berusaha agar suaminya tidak melihatnya, karena dia sudah terlanjur marah-marah tadi.

'Setidaknya suamiku selalu melakukan hal romantis yang membuatku malu.. Ya Tuhan, ini sudah berjalan berapa bulan aku menikah dengan Ketua Mafia berdarah dingin ini? Tapi mengapa aku masih saja merasa malu dengan Hal yang dia lakukan padaku. Berasa pengantin baru mulu!! '. Batin Silvia ingin berteriak girang, namun ia tahan.

Ya..!!! Segera Silvia tahan setidaknya demi imagenya di depan suaminya. Kalian boleh tertawa kok melihat sikap Silvia yang manja dan selalu menyembunyikan perasaan bahagianya. Meski begitu, tetap saja Silvia tidak bisa menyembunyikannya dari Ludius.