Chapter 254 - 254. Kedatangan Huan Xian dalam party bag 2 (1/2)
”Dia adalah Huan Xian Zhu”. Kata Lianlian memperkenalkan wanita yang sedang bersamanya.
”Tuan Lu, aku Huan. Syukurlah kau baik-baik saja”. Kata Huan menyela pembicaraan adik kakak tersebut.
”Oh, karena kau datang bersama Kakakku.. Kalian nikmatilah pestanya”. Ujar Ludius datar, ia yang sudah diberi kode oleh Huan Xian dengan kata-kata lebih memilih mengabaikannya. ”Sayang.. Ayo kita dansa, sudah lama kita tidak dansa bareng kan?”. Ajak Ludius, dia menggenggam tangan Silvia dengan tatapan mata kesungguhan, tapi mungkin Ludius lebih kepada menghindari berbicara dengan Huan lebih lama.
Baginya, mendengar sekali saja perkataan Huan sudah terlihat jelas ada maksud lain di baliknya. 'Semoga ini tidak seperti yang ku fikirkan'. Batin Ludius ,
”Kau yakin akan berdansa dalam BAR? banyak yang lihat sayang..” Sergah Silvia, ia menggelengkan kepalanya menolak halus.
”Ayolah Sayang.. ”. Paksa Ludius, ia menarik tubuh Silvia dan menggendong paksa Silvia ke tengah-tengah BAR yang penuh orang saling bercakap dengan wine di tangan mereka.
”Hei Ludius, kau mau membawaku kemana?”.
”Ke tengah BAR, habisnya kau menolak ya aku paksa.. Ini sudah terhitung lama sejak terakhir kita dansa bersama”.
”Tapi aku tidak bisa Ludius, terlalu banyak orang! ”. Tolak Silvia,
”Tidak ada tapi-tapian! Kalau aku minta kita dansa ya harus dansa!”. Kekeh Ludius
Di tengah riuhnya tamu undangan, Ludius menurunkan Silvia tepat di tengah-tengah kerumunan. Seketika musik BAR terhenti, dan semua yang ada di dalamnya di kejutkan oleh sepasang suami istri yang tengah berdiri di dalamnya.
”Kau mau apa Ludius, ngapain kita berdiri di sini?” tanya Silvia pura-pura tak mengetahui. Padahal sebenarnya ia malu habis-habisan di lihat banyak orang.
”Sudah aku bilang kita akan dansa, ini adalah party kita. Mengapa kau masih meributkan tentang mereka. Kalau mereka mau melihat ya.. Biarkan saja! ”. Kata Ludius tidak peduli.
Entah ini ulah Ludius atau yang lain, tidak berselang lama lampu BAR dimatikan dan hanya di bagian mereka yang masih menyala, musik bar yang mati tiba-tiba tergantikan dengan musik romantis yang mampu menarik perhatian pasangan yang ada dalam bar.
Tanpa sebuah peringatan, tangan kiri Ludius menarik pinggang Silvia hingga tubuh mereka saling bersentuhan. Tangan kanan Ludius ia letakkan di pundak kiri Silvia. Sedangkan Silvia kareba sudah terlanjur terjadi ia menautkan kedua tangannya di leher Ludius meski tubuh Ludius cukup tinggi baginya.
”Kita mulai sayang, kau tak perlu bingung. Ikuti saja langkah kakiku dan ritme musiknya. Nikmati setiap nada yang mengalun”. Ujar Ludius.
Musik telah di putar, dengan langkah ringan dan pelan Silvia menari melangkah pelan maju mundur mengikuti ritme.
Sekali dua kali rasanya sangat aneh meski ini bukan pertama kalinya bagi Silvia. Namun ia mencoba masuk kedalam nuansa musiknya yang memang sangat lembut nan nikmat di dengar.