Chapter 252 - 252. Tamu yang mencurigakan bag 3 (1/2)

Merasa familiar dengan suara tersebut si wanita menoleh dengan perasaan cemas. Ia tersentak begitu melihat Longshang ada dibelakangnya.

”Apa yang kau lakukan di belakangku!”. Kata si wanita ketus. Ia mencoba menguasai perasaan kagetnya dan mencoba untuk tetap tenang.

”Aku hanya kebetulan lewat, tapi apa yang kau inginkan dengan mengawasi mereka? Apa yang kau rencanakan sebenarnya!”. Gertak Longshang kembali.

”Apa yang kau katakan Tuan ? Aku tidak mengerti apa maksudmu! Kau yang datang tiba-tiba lalu menuduh orang tanpa bukti. Bukankah itu keterlaluan!”. Gertak wanita balik pada lawan bicaranya.

”Ingatlah! Aku telah mengawasimu. Berhati-hatilah, jangan sampai aku melihat kau melakukan pergerakan yang mencurigakan”. Kata Longshang sebelum akhirnya pergi meninggalkan si wanita.

”Sial!! Mengapa malam ini aku sial sekali, bagaimana aku akan mengatakannya pada Tuan!”. Gumam si wanita dengan fikiran yang mulai kacau.

Namun ditengah kekacauannya ia justru melihat targetnya pergi meninggalkan tempatnya. Target tersebut pergi keluar dari kerumunan, dan berjalan menarah ke luar pintu bar.

”Apa yang sebenarnya si target lakukan? Aku harus mengikutinya, ini kesempatanku! ”.

[ ”Dengar! Si target meninggalkan tempatnya. Kau bersiap-siaplah di luar, karena sepertinya ia akan keluar dari bar”.] Jelas si wanita pada partnernya.

[”Bagus! Kita bergerak sekarang”. ]

Si wanita perlahan dan dengan hati-hati mengikuti target agar tidak disadari para penjaga bayangan yang Pastinya sudah Ludius tempat kan di beberapa tempat.

Tepat setelah si wanita mengikuti target sampai pada depan pintu, ia justru kehilangan jejaknya. ”Sial! Ini jebakan!! ”. Umpat si wanita, dengan cepat ia mempercepat langkahnya meninggalkan BAR.

BANG.. BANG..

Namun, naas belum sempat si wanita keluar dari bar peluru akurat melesat ke arahnya. Beruntung dia adalah salah satu pemburu bayaran yang memiliki skill tinggi, dengan kelihaiannya ia melompat ke bagian samping hingga sempat terbentur dinding, meski ia terhindar dari maut namun peluru tersebut melukai bahunya.

[ ”Siapkan mobil! Kita terkepung! ” ] perintah si wanita marah dengan emosi membludak

[ ”Kau! Bagaimana bisa kau kehilangan target dan justru mengundang banyak perhatian musuh!”.]

”Jangan banyak tanya, aku sedikit terluka”. Kata wanita tersebut dengan menahan perih di pundaknya.

Dengan tertatih, si wanita bangkit dari tempatnya terpental karena berusaha menghindar dari peluru dan berjalan secepat mungkin meninggalkan lokasi BAR.