Chapter 225 - 225. Flash Back Penyelamatan Silvia dan Emilia (1/2)
Pada akhirnya Ludius beserta yang lain pergi meninggalkan tempat kejadian perkara dengan selamat tanpa meninggalkan cedera yang serius dan menyerahkan sisanya pada Aliansi Militer China.
Jika saja Zain tidak segera datang mengevakuasi Silvia dan Emilia sebelum musuh menembakkan peluru ke arah mobil, mungkin nyawa mereka tidak akan selamat dan kemungkinan akan menjadi pernyataan Perang Ludius beserta Kerajaan Hardland melawan Organisasi terbesar di Eropa Dark Phantom. Bahkan tidak menuntut kemungkinan akan menjadi perang dalam skala besar jika Aliansi serta Serikat FAF ikut andil dalam pertempuran.
Namun semua itu dapat dicegah karena Zain berhasil menyelamatkan Silvia serta Putri Emilia. Ini berawal dari Zain yang bertindak setelah mendapat perintah,
Flash Back
Setelah Ludius keluar dari mobil dan menemui musuh yang menghadang. Silvia yang masih duduk memperhatikan apa yang akan di lakukan suaminya itu mendapat telefon dari seseorang,
Drrt.. Drrt..
Getar ponsel Silvia yang ada didalam tas kecil yang selalu ia bawa. Silvia mengambil ponselnya dan melihat panggilan masuk dari Zain.
”Zain..?!”. Gumam Silvia, ia segera mengangkat telefon tersebut.
[ ”Hallo Zain, ada apa kau menelfonku? ”.] Tanya Silvia,
[”Silvia, untuk saat ini jangan terlalu banyak tanya. Beri waktu aku 10 menit untuk bersiap-siap menemuimu dan membebaskanmu dari dalam mobil”.]
[”Baik, aku mengerti. Cepatlah datang dan bantu Ludius menangani mereka. Sepertinya musuh tidak mudah diatasi”.]
Tut.. Tut…
Telefon terputus, Silvai dan Emilia hanya bisa diam menunggu sampai Zain datang.
”Silvia, sejak kapan kamu mengenal pria yang bernama Zain? Sepertinya kalian begitu dekat? ” tanya Emilia memecah keheningan,
”Kami teman semasa SMA, dia adalah pria yang baik”. Jawab Silvia seadanya, ia belum mengerti arah tujuan perbincangan mereka. ”Apakah Putri Emilia pernah berjumpa dengan Zain? ” tanya Silvia balik, ia merasa aneh saja Emilia tiba-tiba mempertanyakan itu,
”Tidak, aku hanya penasaran pengawal pribadi Nyonya Lu seperti apa”, jawab Emilia datar, namun jauh dalam relung hatinya ia cemburu.
'Mengapa wanita itu harus Silvia?. Aku kira Tuhan memberikanku kesempatan untuk jatuh cinta, tapi sepertinya aku terlalu berharap'.