Chapter 224 - 224. Membangunkan Singa yang tengah tertidur bag 2 (1/2)

Tatapan mata itu kembali seperti dulu, tatapan yang terlihat dingin nan kelam dengan aura membunuh yang pekat kembali menyelimuti Ludius. Kilatan lirikannya yang tajam bahkan mampu menenggelamkan kepercayaan diri seseorang.

Sedangkan dari pihak musuh yang melihat perubahan emosi drastis dari Ludius tercengang, bukan karena takut, mereka hanya tak memyangka Ludius akan berubah secepat itu. Beberapa dari mereka yang menerima tatapan dingin Ludius bahkan tidak berani mengarahkan senjata kearah Ludius.

Bang Bang Bang

3 tembakan mereka arahkan pada Ludius demi mencegah Ludius membuat serangan balik, namun dengan mudah Ludius menghindari peluru tanpa bergeming. Seolah ia telah membuang seluruh perasaannya.

”Kalian telah membangunkan singa yang tengah tertidur, jadi jangan salahkan aku melakukan hal ini pada kalian”. Perkataan Ludius yang datar namun dingin itu seketika membekukan suasana.

Dengan pistol yang sudah berada di tangan kanan nya, Ludius tidak segan lagi mengarahkannya pada mereka.

Bang Bang Bang

Sraash..

Daamm..

Satu persatu musuh tumbang dengan luka yang di derita cukup fatal. Ludius terus menembak dengan kaki melangkah lurus kedepan tanpa menghiraukan peluru yang mengarah kepadanya, membuat musuh kehilangan kepercayaan diri dan hasilnya peluru selalu meleset.

Dalam sekejap, 6 musuh yang tersisa tergeletak tak berdaya seakan sedang menghadapi sebuah ajal yang mendekat dengan darah segar keluar menggenangi jalan yang masih sunyi itu.

Klang..

Pistol yang Ludius pegang seketika lepas dari genggamannya dan terjatuh begitu saja. Ia menatap satu persatu musuh yang tidak sadarkan diri hasil dari perbuatannya. Sejenak dalam relung hati Ludius merasa bersalah karena telah kehilangan kontrol atas dirinya sendiri jika itu menyangkut Silvia.

'Maafkan aku sayang, aku selalu menempatkan mu dalam bahaya dan melumuri tanganku kembali dengan darah'. Batin Ludius bersalah,

Lama Ludius berdiri terpaku memandangi hasil perbuatannya, tiba-tiba terdengar suara sapaan dari belakang.

”Suamiku.. ”. Panggilan tersebut terdengar serak namun masih terdengar jelas bahwa yang memanggil Ludius adalah Silvia,