Chapter 223 - 223. Membangunkan Singa yang tengah tertidur (1/2)
Gertakan Ludius yang mengancam balik musuh dengan menyertakan Pemimpin mereka membuat nyali mereka sedikit menciut. Ke 12 musuh yang berdiri di depan Ludius masih belum menunjukkan pergerakan. Entah karena mereka memang termakan gertakan Ludius atau justru tengah merencanakan sesuatu.
'Apakah mereka termakan gertakan ku? Ini sudah 15 menit lamanya, apakah Silvia belum juga pergi dari sana?. Sepertinya aku harus mengulur waktu sedikit lagi'. Batin Ludius,
Waktu telah berlalu 15 menit sejak terakhir kali Ludius keluar dari mobil, dari pihak musuh sendiri masih menimbang-bimbang untuk menyerang. Seperti sedang menyembunyikan sesuatu.
”Kurang ajar, kau berani menggertak kami! Apa kau sudah bosan hidup? Semuanya, cepat! Serang dia..!!”. Perintah pemimpin penyerangan pada anak buahnya, seketika 6 dari mereka yang membawa senjata maju mengepung lawan dari segala sisi.
Dari sisi depan 2 orang menyerang dengan senjata tajam berbentuk sebilah pedang. Entah Karena mereka seorang pandai pedang atau memang ini hanya permainan anak kecil bagi mereka. Dengan sekuat tenaga mereka menyerang titik pertama Ludius.
Klank..
Kedua pedang tertahan oleh sabuk pinggang Ludius begitu ia menyadari mereka bertindak. Dengan sekuat tenaga ia mendorong senjata mereka mundar dan menahannya,
Srinnng... .
Kedua pedang saling bergesek dan tak kuat menahan tekanan tekanan Ludius. Begitu Ludius menemukan celah, ia langsung menendang salah satu dari keduanya hingga mengakibatkan ketidakstabilan dari musuh dan menyebabkan keduanya terpental.
Braaak…
Kedua musuh terpental dan tersungkur ke tanah. Dengan luka gores yang disebabkan pedang mereka sendiri
”Kurang ajar, dia terlalu kuat! ”. Gerutu musuh yang melihat,
Bang.. Bang..
Dari arah samping, pemegang senjata laras panjang tiba-tiba melepas pelurunya disaat Ludius lengah.
”Celaka!! ” Dengan cepat Ludius membuang sabuk pinggang dan mengambil pedang yang tergeletak di tanah dan menghindari peluru dengan melompat mundur dan menghalau nya dengan pertaruhan pedang yang ada di tangannya.
Tang…
Peluru berhasil dihalau dengan sempurna. Beberapa musuh yang melihat keahlian Ludius yang menurut mereka di luar nalar tercengang. Kecepatan dan ketepatan akurasi yang dimiliki Ludius bukanlah hal yang bisa dimiliki dengan mudah. Setidaknya butuh waktu bertahun-tahun sampai memiliki tingkat intensitas yang tinggi.
”Tuan Lu, kemampuan anda memang tidak bisa diremehkan. Kecepatan menghalau anda bahkan melebihi kecepatan peluru melesat. Harus aku akui, kau memang pantas menyandang Pria terkuat”. Puji pemimpin musuh dengan senyum seringai, seperti ingin mengatakan bahwa ini baru saja dimulai!
”Terima kasih atas pujiannya, tapi kau terlalu baik memberikan pujian kepada lawanmu hingga terlihat jelas kau sedang meremehkan musuhmu”.
Selain dari kedua pemegang pedang, masih ada beberapa ahli bela diri tangan kosong, dan pemegang senjata api jenis revolver yang dapat kapan saja melepas pelatuknya ke arah Ludius.
Kini giliran ke empat musuh dengan tangan kosong datang mengarahkan pukulan ke arah Ludius secara bersamaan.