Chapter 222 - 222. Di hadang 2 mobil Pick Up bag 2 (1/2)

”Kita lupakan dulu hal ini dan fokus memikirkan bagaimana cara menghadapi mereka”. Ludius seketika diam sejenak mengamati situasi dan memikirkan cara keluar dari situasi saat ini.

Terlihat 2 mobil pick up mencegat mobil Ludius yang sedang berada di jalan sunyi. Mereka mungkin sudah memata-matai sejak berada di Perusahaan. Entah apa motif mereka yang jelas saat ini Ludius membawa 2 wanita yang bisa dikatakan memiliki status penting.

Dari dalam mobil pick up tersebut keluar beberapa orang dengan berbagai senjata ditangan mereka dan 3 diantara mereka sepertinya membawa senjata api laras panjang.

'Dilihat dari senjata yang mereka pakai, sepertinya yang memegang senjata laras panjang adalah seorang penembak jitu. Ludius.. Sekarang apa yang akan kau lakukan? '. Batin Ludius gusar,

”Dengar!!, apapun yang terjadi tetaplah didalam. Jangan melakukan tindakan diluar aba-aba dariku. Mengerti”. Kata Ludius memperingati,

”Baik Tuan Lu, saya mengerti”. Jawab Emilia tegas,

Tapi tidak bagi Silvia, ia lebih memilih diam menyembunyi kan wajahnya tidak menjawab perkataan Ludius. Baginya jika ia mengiyakan begitu mudah perkataan Ludius ia merasa akan kehilangan Ludius untuk selamanya. 'Ternyata hatiku memang masih belum siap dengan keadaan seperti ini, aku terlalu takut untuk kehilangan'. Batin Silvia sedih,

Drrrt.. Drrtt..

Terdapat panggilan masuk dari ponsel Ludius, ia yang sudah memakai earphone secara langsung terhubung.

[ ”Ludius, ini aku Zain. Mobilku saat ini berada tidak jauh dari kalian. Apa perintahmu Ludius? ”.]

[”Mereka masih belum bergerak. Kau hubungi Wangchu untuk mengerahkan anak buahnya kemari. Selagi menunggu bantuan datang, kau kemarilah! Aku akan memancing dan meladeni mereka, saat itu tiba kau selamatkan Silvia dan wanita yang bersamanya”.]

[ ”Baiklah, aku akan segera datang. Jaga dirimu baik-baik Ludius. Mereka bukanlah lawan yang mudah”,]

[ ”Berhenti mengatakan hal bodoh, justru sebaliknya. Jika aku mendengar Silvia terluka kau akan menanggung akibatnya”. Ancam balik Ludius. ]

Tut.. Tut.. Tut..

Telefon terputus, Ludius segera menoleh ke belakang dan memberikan salah satu pistol pada Emilia. ”Putri Emilia, aku pinjamkan kau 1 pistol. Aku akan keluar memancing mereka menjauhi mobil, selagi aku pergi kalian tetap tenang di sini sampai seseorang suruhanku datang. Mengerti!! ”.

”Baik Tuan Ludius, saya mengerti”. Kata Emilia mengerti, ia menerima pistol yang diberikan oleh Ludius,