Chapter 221 - 221. Di hadang 2 Mobil Pick Up (1/2)
Ketika Zain melangkah semakin dekat ke arah mobil, ia serta merta menundukkan setengah badannya di depan Silvia. ”Maaf karena beberapa hari tidak ini datang mengawalmu”. Kata Zain penuh penyesalan.
”Apa yang kau bicarakan Zain, kamu bebas melakukan apapun yang kau inginkan. Mengawalku bukanlah sebuah kewajiban juga”.
”Terima kasih atas pengertianmu, tapi ini adalah tugasku. Lain kali aku tidak akan mengabaikannya”. Balas Zain,
”Berbicara mengenai tugas sepertinya kau harus ikut dengan kami. Ada hal penting juga yang sebaiknya kau mengetahuinya”. Sela Ludius di tengah pembicaraan Silvia dengan Zain.
”Silvia, aku harap kau tidak terlibat masalah serius kali ini”. Ungkap Zain lirih di depan Silvia dengan tatapan hangat.
”Zain, terima kasih sampai saat ini kau terus memperdulikanku. Tapi aku sudah memiliki Ludius yang akan melindungiku, aku harap kau bisa melepaskan dan melupakan semuanya dan menjalani kehidupan barumu”.
Lagi-lagi Silvia mengatakan hal yang membuat Zain terluka, meski begitu ia belum juga mau melepaskan perasaannya. 'Meski setiap perkataanmu menyakitkan, tapi aku belum menyerah pada perasaanku', batin Zain.
”Baik, aku akan mengikuti mobil kalian”. Zain berbalik arah dan kembali kemobilnya.
Emilia yang melihat dan mendengar hal ini dari balik pintu mobil langsung tersentak kaget, ia tidak bisa mengungkapkan bagaimana perasaannya saat ini.
'Jadi.. Wanita yang selama ini Zain fikirkan dan membuatnya memilih menjadi penjaga dan pengawal wanita bersuami adalah Silvia? Tapi bagaimana bisa itu Silvia?!'. Batin Emilia putus asa, tanpa sadar air matanya menetes dari pelupuk matanya.
Di luar pintu, Silvia membuka pintu kembali dan masuk kedalam lalu duduk di kursi penumpang. Ia yang tak sengaja melihat wajah Emilia yang basah mengerutkan keningnya. 'Ada apa dengan Emilia? '.
”Putri Emilia, apakah anda baik-baik saja? Sepertinya kondisi anda sedang tidak baik”. Tanya Silvia memastikan.
Buru-buru Emilia menghapus air matanya yang sedikit basah. Segera ia mengembangkan senyumnya di depan Silvia. ”Ini bukan apa-apa hanya sedikit perih, mungkin karena kurang tidur tadi malam”. Balas Emilia beralasan.
Mobil mulai bergerak dengan Ludius sebagai pengemudinya. Selagi dalam perjalanan menuju Restaurant Ludius melontarkan beberapa pertanyaan. ”Putri Emilia, bisa kau jelaskan situasi saat ini? ”.
”Tuan Lu, seperti yang di tulis Kakak saya. Ini masih berhubungan erat dengan anda”.