Chapter 213 - 213. Perawat Gadungan bag 2 (1/2)
Ingin sekali Silvia langsung kabur dari mereka tapi sepertinya tidak mungkin. Silvia sadar, ia sedang berada dalam rumah sakit dan tidak mungkin baginya melakukan hal yang memancing keributan. Ditambah perawat pria itu selalu mengawasinya. Sebisa mungkin Silvia memberi kode pada orang-orang yang berada di luar berharap cepat datang,
”Berhenti menggertak Nona, kami hanya akan memeriksa anda”. Kata salah satu perawat tadi,
”Ludius… ”. Teriak Silvia,
Mendengar teriakan Silvia, salah satu dari kedua perawat tersebut mencekal kedua tangan Silvia dan memaksa Silvia untuk berbaring di ranjang. Bahkan tidak sampai disitu perawat pria membungkam mulut Silvia dengan kain seadanya yang terdapat di ranjang.
”Pfftt… ”. Silvia mencoba memberontak, namun semakin ia berusaha, perawat pria yang mencekalnya semakin mencengkram tangannya.
Dan perawat wanita yang membawa alat medis mengambil jarum suntik dan botol kecil berisi cairan obat yang Silvia tidak ketahui apa isinya. Ia menyiapkan botol lalu mengambil cairan obat dengan ujung jarum suntik, tatapan matanya yang tipis namun tajam mengisyaratkan sebuah kebencian yang teramat dalam.
'Tidak..!! Ludius kau ada dimana? Aku takut.. Aku takut aku tidak bisa melindungi janin calon anak kita'. Teriak Silvia dalam hati, peluh membasahi keningnya, tubuh seakan lemas tak berdaya melihat situasi yang terjadi. Bagi Silvia kehilangan buah hati jauh lebih menyakitkan dari pada sakit itu sendiri.
”Pegang baik-baik baik tangannya, jangan biarkan dia bergerak”. Perintah wanita yang akan menyuntikkan cairan pada lengan Silvia,
Dengan sekuat tenaga Silvia memberontak, perawat pria yang kebetulan tidak tterlalu memperhatikan kaki Silvia, ia dengan tenaga yang tersisa menendang pria perawat itu hingga tersungkur
BUACCK..
”Kurang ajar.. ”. Hujat pria perawat,
Kini Silvia terlepas dari cengkraman pria itu, ia yang mendapat kesempatan kabur mendorong wanita perawat hingga terbentur ke meja.
DUBRAKK
”Sialan.. Hei kau cepat tangkap wanita itu..”. Perintah perawat wanita pada rekannya,
Sebelum mereka menangkapnya, Silvia secepat mungkin berlari menuju pintu keluar ruang rawat Ludius. Dengan nafas yang memburu bercampur perasaan takut dan khawatir Silvia menarik gagang dan membuka pintu tanpa melihat hal yang ada di depannya.
'Tuhan.. Bantu aku untuk lepas dari mereka, aku tidak akan membiarkan siapapun mengincarku ataupun janin yang ada dalam kandunganku'.
BUUK..
Silvia yang tidak tahu di depan pintu terdapat seseorang, membuatnya menabrak orang tersebut dan mengakibatkan kondisi tubuhnya tidak stabil hingga membuatnya hampir terjatuh.
”Hati-hati.. ”. Dengan cepat seorang pria menangkap tubuh Silvia yang oleng ke dalam dekapannya,
My dear, the arrows on the keyboard ← and → can turn the page directly