Chapter 208 - 208. Sudut Hati Nadia (2/2)
”Terlalu acuh”. Gerutu Huan lirih,
Langkah Lianlian menyusuri Restoran Garden dan sampailah pada tempat yang biasa ia tempati yaitu di sebuah tempat mirip pendopo terbuka dengan hamparan berbagai bunga didepannya.
”Wah.. Indahnya.. ”. Ungkap Huan berdecak kagum
”Kakak Lian, sedang apa kau disisi ?”. Panggil seseorang dari kejauhan,
Samar-samar Lianlian mendengar seseorang memanggilnya, ia mencari asal sumber suara dan melihat Wangchu sedang makan siang bersama Nadia. Lianlian begitu saja menarik tangan Huan membawanya ke meja Wangchu berada.
”Eh.. Kau mau membawaku kemana? ”. Tanya Huan kaget tiba-tiba Lian menarik tangannya.
Dari kejauhan Nadia yang melihat Lianlian menggenggam tangan Huan dengan kuat membuat perasaan disudut hatinya merasa terluka.
”Kalian sudah lama disini? ”. Tanya Lian pada Wangchu
Namun justru Nadia yang menjawab. ”Kami belum lama disini, makanan juga barusaja sampai”. Balas Nadia dingin, ia memang tidak berhak bersikap seperti ini pada orang lain yang jelas tidak mengatakan suka padanya. Tapi melihat orang yang ia taksir menggenggam tangan wanita lain bohong kalau tidak cemburu.
”Kak Lian, silahkan duduk, akan aku pesankan makanan untuk kalian. ” Wangchu melambaikan tangan ”Pelayan.. ”. Panggil Wangchu.
Lianlian duduk di kursi yang masih kosong, sedangkan Huan masih berdiri terpaku dengan keadaan yang dirasa cukup menekannya.
”Sajikan menu yang biasa kami pesan ”. Kata Wangchu begitu pelayan datang. Sang pelayan mengangguk mengiyakan dan pergi.
Lianlian yang melihat Huan masih diam berdiri di samping meja menarikkan kursi untuknya ”Duduk.. ”. Kata Lianlian
”Ehm.. ”. Sahut Huan, ia langsung saja duduk menuruti perkataan Lianlian.
”Kak, siapa wanita yang kau bawa ini? ”. Tanya Wangchu dengan lirikan menggoda Lianlian meminta penjelasan.
”Hanya wanita yang ku temukan di jalan sewaktu kemari”. Balas Lianlian tenang tanpa rasa gugup sedikitpun meski ada Nadia didepannya.
”Tapi kalian tidak terlihat seperti baru kenal, hehe.. Ternyata seperti ini selera dari Kak Lian”. Ledek Wangchu,
”Terserah kau mau bagaimana menyebutnya, dia hanya wanita yang ku temui di jalan”. Kata Lian mengulangi perkataannya, seolah sedang memberitahu bahwa mereka tidak ada hubungan apapun.
”Oh.. ”. Sahut Nadia lirih,
Mendengar langsung dari mulut Nadia yang acuh, Wangchu melirik kearahnya, ia mendekatkan mulutnya ke telinga Nadia dan berbisik ”Kenapa mengatakan Oh..? Atau jangan-jangan kau sudah mengenal Kak Lian sebelum ini? ”.
Nadia yang sedang duduk menikmati makanannya tersentak mendegar bisikan dari mulut Wangchu ”Kau..! ”. Nadia melirik tajam Wangchu.