Chapter 200 - 200. Antara amarah dan Cemburu (1/2)

Silvia mempercepat langkahnya, halaman Mansion sudah ada sopir yang sedang sibuk mengelap mobil yang baru saja di cuci.

”Nyonya.. Anda ingin pergi?”. Tanya Pak sopir.

”Iya Pak, saya pakai dulu mobilnya yah”.

”Tapi mobilnya belum selesai saya bersihkan, bagaimana kalau sebentar lagi Nyonya.. ”.

”Tidak perlu Pak, saya buru-buru biar saya bawa sendiri mobilnya”.

”Baik Nyonya”. Pak sopir memberikan kunci mobilnya pada Silvia. Ia melesat membawa mobil Ferrari menuju Rumah Sakit S.

'Selalu saja seperti ini, sudah cukup aku melihat suamiku terluka dan di ambang kematian. Tidak adakah cara lain untuk keluar dari situasi seperti ini? '.

Angan dan impian sederhana Silvia seakan terbang bersama angin yang berhembus. Semua akan INDAH PADA WAKTUNYA, dan itu masih menjadi misteri waktu.

Setibanya mobil di pelataran Rumah Sakit S Silvia langsung memarkirkan mobilnya. Ia keluar dari mobil dan menuju tempat informasi untuk menanyakan dimana Ludius berada.

Di koridor paling depan terdapat beberapa suster yang berjaga ”Suster maaf mengganggu, saya ingin bertanya”. Sapa Silvia.

”Oh.. Silahkan, ada yang bisa kami bantu?”.

”Saya ingin menanyakan informasi dimana Pasien bernama Ludius Lu di rawat”.

”Oh Tuan Lu yah.. Mohon tunggu sebentar, saya akan melihat di daftar List masuk pasien”. Ujar Suster, ia melihat komputer dan berusaha mencari nama yang di minta.

'Mereka begitu saja berkata Oh Tuan Lu yah.. Memang seterkenal itu suamiku hingga suster bahkan bagian administrasi pun mengenalnya. Untung saja tidak ada orang yang membicarakan ke play boy annya'. Gerutu Silvia dalam hati.

”Oh begini, Tuan Lu baru saja masuk tadi pagi. Beliau ada di ruang VVIP lantai 2”. Sambung Suster memberitahu.

”Oh baik Sus, terima kasih atas informasinya. Saya permisi”.

”Iya sama-sama, silahkan… ”.

Silvia melanjutkan mencari Ludius, ia mencari Lift atau tangga untuk menuju lantai 2. Di tengah pencariannya ia melihat ada Lift tidak jauh dari depannya.

Didepan Lift, ia menunggu pintu terbuka dan tiba-tiba…

”Nona Silvia, bukankah ini kamu?”. Tanya Seseorang yang ada di belakangnya.

Silvia menoleh mendengar namanya di panggil. ”Tuan Daniel, kamu disini juga? Apakah sanak saudaramu ada yang sakit?”. Tanya Silvia balik.

”Iya, saudara saya kebetulan ada yang sakit dan aku baru bisa menjenguknya siang ini”.

”Oh begitu, maaf Tuan Daniel aku sedang buru-buru. Lain kali kalau ada waktu pasti aku sempatkan untuk ngobrol lebih lama”.

”Tidak masalah, aku juga harus ke kantor. Kalau begitu semoga kita di pertemukan kembali”. Katanya dengan senyum manisnya sebelum berlalu dari Silvia. Ia berbalik arah, dengan senyum seringai dan sorot mata yang mengerikan ia melanjutkan langkahnya.

”Ah iya, sampai nanti”.

Pintu Lift terbuka, Silvia masuk ke dalam lift dengan pikiran yang masih bertumpu pada Suaminya yang selalu bersikap egois, tanpa memperhatikan dengan benar sikap dari Daniel.

”Suamiku.., awas saja kalau aku berhasil menemukanmu! Apakah kau masih bisa mengelaknya nanti!”. Geram hati Silvia meski khawatir dengan kondisi Ludius.