Chapter 195 - 195. Lianlian dan Wanita Pengantin (1/2)

Mansion LianLian.

Kakak Lian yang pagi ini masih berada di kamar sedang bersiap-siap dengan kemejanya untuk pergi ke Kantor Jiang Grup mendapat telefon dari Longshang untuk menggantikan Ludius datang ke Kantornya.

[ ”Kak Lian, pagi ini Ludius harus melakukan sesuatu hal jadi dia meminta Kakak untuk menggantikannya sementara mengurus Kantor”.]

[”Hei bocah, kau enak sekali meminta semaumu padaku untuk mengurus Kantor!”.]

[”Ayolah Kakak Lian, Ludius punya alasan untuk tidak berangkat ke kantor. Pagi ini Shashuang dibawa oleh seseorang yang tak dikenal”.]

[”Baiklah, aku akan menggantikannya kali ini. Jangan salahkan aku jika Dewan Direksi memprotes hal ini”.]

[”Kalau soal itu biarlah Ludius yang mengurusnya”.]

Lianlian berdiri didepan cermin sambil membenahi dirinya, ia mengambil jam tangan terbaru dari SWISS dan membernarkan dasi sebelum keluar dari kamar.

Pria hangat dengan sosok yang jarang bicara dan cukup dewasa dengan postur tubuh proposal, wajah yang tampan dengan tatapan mata yang hangat membuatnya lebih mudah berkomunikasi dengan para pegawainya.

”Ludius, mengapa kau selalu membuat masalah disaat seperti ini? Jika Dewan Direksi bertindak, bukankah posisimu di Perusahaan Tangshi Grup akan terancam?!”. Gerutu Lianlian.

Setelah selesai membenahi diri, Lianlian keluar dari kamarnya dan menuruni tangga untuk sarapan di ruang makan. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 08.00 Lianlian mempercepat langkahnya, ia duduk di meja makan yang sudah penuh dengan menu sarapan pagi.

Disampingnya sudah berdiri kepala pelayan yang bernama Paman Wu, beliau bekerja setelah Lianlian lepas dari cengkraman Jonathan Nero dan menempati Mansion yang di tinggalkan Ayahnya yaitu Tangshi Lu.

Piring sudah ada didepannya, dengan mengambil sedikit nasi, lauk dan sayuran yang masih hangat. Lianlian pada akhirnya selalu sarapan pagi dengan hanya di temani Paman Wu.

Sepi memang, tinggal sendiri hanya ditemani pelayan dan keheningan, sarapanpun terasa hambar meski itu makanan termewah yang pernah Lian rasakan.

Ironis bukan..! Dulu sewaktu dalam cengkraman Jonathan Nero, Lianlian harus hidup sendiri didalam kurungan selama kurun waktu bertahun-tahun lamanya.

Dan sekarang setelah bebaspun ia masih merasa sendiri, hingga singgah pemikiran…

Kadang menjadi Ludius tidak buruk juga.. Merasakan bagaimana memiliki keluarga kecil dengan adanya istri seperti adik Silvia. Sarapan, tidur selalu ada yang menemani.

'Aaargh…! Benar-benar pikiran yang konyol'.

Angan Lianlian telah membawa paginya yang singkat dengan pemikiran konyolnya akan sebuah KELUARGA.

”Tuan Lian, mobil sudah siap. Saya sudah menaruh Laptop beserta map dan dokumen penting yang Tuan butuhkan didalam mobil. Adakah hal lain yang Tuan butuhkan?”.

”Tidak ada, aku harus bergegas ke Kantor Pusat (Tangshi Grup) untuk menggantikan Adikku melihat kondisi Perusahaan”.

”Baik Tuan”,

”Ohya Paman, jika ada Sekretaris atau orang dari Perusahaan Jiang mencariku. Katakan saja kalau aku tidak masuk Kantor karena harus mengurus masalah di Kantor Pusat”.

Setelah selesai sarapan, Lianlian bergegas mempercepat langkahnya keluar dari Mansion untuk menuju Kantor Tangshi Grup.

”Selamat pagi Tuan..”. Sapa sopir yang melihat Lianlian tengah terburu-buru. Ia segera membuka pintu mobil untuk Lianlian.

”Pagi.. Pak, antar saya ke Kantor Tangshi Grup sekarang”. Kata Lianlian tanpa ekspresi.

”Baik Tuan”.

Tanpa bertanya apapun lagi sopir pribadi Lianlian membawanya pergi ke Kantor Pusat. Sembari menunggu di perjalanan, Lianlian membuka laptopnya untuk melihat Data statistik Perusahaan Jiang bulan ini dan membandingkannya dengan Perusahaan Tangshi nantinya.