Chapter 192 - 192. Pagi Zain dan Emilia bag 2 (1/2)

Zain samar-samar mendengar perkataan Emilia. Ia secepatnya menyadarkan dirinya dari tidur yang membuatnya terlena hingga tidak menyadari kedatangan Emilia.

”Apa yang kau lakukan disini?”. Tanya Zain dingin dengan aura yang mengerikan.

”Aargh..!”. Emilia tersentak kaget dengan perkataan Zain hingga membuat keadaannya tidak stabil dan mengakibatkan ia terjatuh.

GUBRAAK!!

Emilia tersungkur kebelakang dan terjatuh di tumpukan barang-barang usang..

Ukhuk.. Ukhuk..

Debu yang lumayan tebal seketika beterbangan, ruang kerja yang tak terawat seperti ini dia bisa tahan??

”Aaugh.. Zain tidak bisakah kau berkata dengan benar? Kau hampir saja membunuhku”. Oceh Emilia.

Melihat laptopnya masih menyala Zain segera menutupnya paksa. Ia mengalihkan posisi duduknya 180 derajat kebelakang.

”Aku tanya sekali lagi, APA YANG KAU LAKUKAN DISINI?”. Tanya Zain meninggikan nada bicaranya, ia mengulangi pertanyaannya tanpa menggubris perkataan Emilia untuk memastikan bahwa Emilia tidak melakukan apapun di ruangannya.

”Kau pria atau bukan sih? Sudah mengagetkan wanita hingga terjatuh dan sekarang masih mencecarku dengan pertanyaanmu?”. Omel Emilia. Ia mencoba berdiri dan membersihkan pakaian yang kotor karena debu yang beterbangan.

”Kau keluarlah dari ruanganku. SEKARANG!”. Usir Zain dengan nada tinggi. Ia marah bukan main mengetahui Emilia melihat isi Laptopnya tanpa sepengetahuannya.

”Kau marah tanpa sebab seperti ini benar-benar menjengkelkan. Apa kau tahu, aku kemari hanya ingin melihat keadaanmu yang semalaman tidak keluar dari ruangan ini? Jika tahu akan begini aku tidak akan peduli padamu dan repot-repot membawakanmu kopi serta camilan!”. Balas Emilia, ia yang tidak habis pikir dengan jalan pikiran Zain lekas pergi.

”Membawakanku cemilan?”. Zain mengedarkan pandangannya dan benar saja ia melihat nampan masih tergeletak diatas meja dengan tempe goreng dan kopi yang masih panas.

”Jadi dia tidak berbohong padaku?”.

Secepatnya Zain beranjak dari duduknya dan keluar dari ruang kerjanya mencari Emilia. Ia menyusuri bagian dalam rumah dan tidak menemukan dimana Emilia berada.

”Sebenarnya kemana dia pergi? Wanita yang menyusahkan”.

Zain pergi kedapur mengingat Emilia yang membuatkan kopi untuknya, siapa tahu dia ada disana.

”Bi.. Apa Bibi melihat dimana Emilia?”. Tanya Zain pada Bibi An yang masih memasak didapur.

”Lho.. Bukannya tadi Non Emilia ngantar kopi buat Tuan?”. Tanya Bibi An kembali,

”Iya Bi, tapi karena perkataanku sepertinya Emilia marah. Aku akan pergi mencari dimana Emilia berada, jika Bibi melihatnya Bibi beritahu aku”.

”Baik Tuan, sarapannya sudah siap. Tuan tidak ingin sarapan dahulu?”.