Chapter 175 - 175. Zain dengan gadis yang terluka (2/2)
”Tuan Zain.. Apakah anda baik-baik saja?”. Tanya pelayan kembali.
”Ohya… Temani Dokter ke atas untuk memeriksa kondisi Silvia. Maaf aku tidak mendengar barusan”.
”Baik Tuan”.
Zain secepatnya pergi keluar untuk kembali ke rumahnya yang tidak jauh dari Mansion Ludius. ”Aku harus secepatnya mencaritahu apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa Silvia harus di targetkan ke Inggris? Komandan pasti telah mengetahui sesuatu”.
Dengan keadaan masih basah kuyup Zain memilih berjalan kaki menerjang hujan yang cukup lebat untuk sampai ke rumahnya yang tidak jauh dari Mansion Ludius.
Langkah gemercik hujan lambat laun semakin keras, hujan yang turun semakin lebat hingga jarak pandang Zain hanya berkisar beberapa meter didepannya.
”Tidak tahu akan ada tragedi apa… Tapi aku memiliki firasat tidak baik soal ini”. Desis Zain.
Braaak!!!
Langkah Zain terhenti mana kala mendengar suara suara benturan yang cukup keras meski di tengah lebatnya hujan. Ia mempercepat langkahnya bahkan sempat lari untuk sampai ke lokasi kejadian.
Tidak jauh dari rumah yang ditinggali Zain, terdapat sebuah kecelakaan tunggal. Sebuah mobil mewah menabrak pohon besar dan keluar asap di bagian mesin mobil.
Zain yang melihat langsung datang dan memperhatikan keadaan sekitar. Ia mengintip dari balik jendela dan melihat ada seorang wanita yang mengeluarkan banyak darah dari balik keningnya. Zain mencoba membuka pintu depan, namun pintu dalam keadaan terkunci. Ia akhirnya mencari benda berat untuk memecahkan kaca mobil agar bisa membuka pintunya dari dalam.
Beberapa saat Zain mencari, ia menemukan sebuah batang besi yang cukup berat dan memukul kaca pintu mobil sekeras-kerasnya.
Prankk!!
Kaca mobil akhirnya pecah, tangan Zain masuk dan mencoba meraih pembuka pintu yang ada di bagian dalam pintu mobil. Sisa pecahan kaca yang masih tertinggal di pintu menggores lengan Zain. Meski
”Akhirnya terbuka juga, hei.. Bertahanlah!!”.
Terlihat wanita dengan wajah asing seperti bukan dari China, Zain dikejutkan dengan pin lambang sebuah Kerajaan di bagian dada membuat Zain berasumsi wanita yang ada didepannya memiliki latar belakang yang tidak biasa. Zain mengecek nadi dan nafasnya. ”Ini pasti bukan kecelakaan biasa, seseorang pasti sudah memanipulasi mobil yang di bawanya. Syukurlah dia masih bernafas”.
Zain mengangkat wanita yang terluka dan mengeluarkannya dari mobil. Dengan langkah cepat ia membawa wanita tadi ke rumahnya yang jaraknya tidak jauh dari lokasi kejadian. Darah dari kepala wanita itu membasahi pakaian Zain.
”Bi.. Bi.. Buka pintunya!!”. Panggil Zain pada Bibi yang menjadi pelayan di rumahnya.
Pintu terbuka, pelayan yang biasa Zain panggil dengan Bibi An kaget melihat wanita yang ada dalam
gendongan Zain mengeluarkan banyak darah. ”Silahkan Tuan, saya akan menyiapkan pakaian dan P3k segera untuk Nona ini”.
”Bi An tutup pintunya, jangan sampai orang lain tahu tentang hal ini”. Zain masuk membawa wanita itu kedalam kamar tamu yang letaknya tidak jauh dari pintu utama.