Chapter 171 - 171. Hasil dari rapat dengan Dewan Direksi (1/2)

”Mbak Silvia jangan asal bicara deh, sekarang aku mau fokus sama kuliah dulu. Lagi pula sekarang ada Mbak Silvia yang sama-sama dari Indonesia, jadi ada teman ngobrol”.

”Baiklah.. Ohya Kak Julian mau sampai kapan kakak berada di China?”.

”Karena ada urusan bisnis mungkin aku akan berada di China selama seminggu ini. Silvia, aku dengar Zain ada disini menjadi penjagamu. Apakah itu benar?”.

”Panjang ceritanya Kak Kapan-kapan aku ceritakan, yang jelas Ludius yang membawanya kemari. Bagaimana keadaan ibu dan Keluarga besar Alfarezi?. Aku harap keluarga besar tidak tercerai-berai setelah Kejadian itu”. Kata Silvia dengan sedikit rasa bersalah.

Silvia selalu berfikir apakah bisa menegakkan kebenaran tanpa harus melukai?.

Akan selalu ada luka dan penyesalan di setiap keputusan yang di ambil. Inikah yang dinamakan permainan hidup?

”Kamu tidak perlu merasa bersalah Silvia, Ibumu baik-baik saja di Indonesia. Demi menghindari perpecahan keluarga inti, Ibu Yuliana lebih memilih kembali menjadi guru dan menyerahkan hak 50% atas Perusahaan pada Keluarga untuk di kelola. Sedangkan Paman Brahmantya, sepertinya Ludius telah mengambil tindakan. Paman Brahmantya dibawa ke Markas SSIA untuk di Interogasi”.

Nadia yang melihat gurat penyesalan dan rasa bersalah memeluk Silvia. ”Mbak Silvia, apa yang Mbak lakukan sudah benar. Setiap keputusan pasti ada penyesalan dan resiko yang harus di tanggung. Tapi inilah hidup, setidaknya keputusan yang Mbak Silvia ambil mengurangi dampak sebuah kesalahan di masa depan”.

”Putri Nadia, maafkan atas kejadian yang terjadi. Aku harap masalah Keluarga Alfarezi tidak berdampak pada Keluarga Hadiningrat. Bagaimanapun, Keluarga Bangsawan akan terus di incar kesalahannya untuk menurunkan statusnya”.

”Jangan terlalu difikirkan, Mas Cakra sudah mengatasinya sebelum aku datang ke China. Ini sudah hampir siang, Mbak Nabila lebih baik istirahat untuk menjaga kondisi Mbak yang sedang mengandung. Aku harus kembali ke kampus sekarang”. Nadia membantu Silvia kembali ke tempat tidur.

”Silvia.. Aku juga ada keperluan, jadi harus kembali. Jaga dirimu baik-baik adik kecil”. Julian menghampiri Nadia dan menggandeng tangannya.

”Berhati-hatilah kalian”. Gumam Silvia, dia hanya tersenyum mengantar Nadia dan Julian keluar dari ruangannya.

***

Kantor Perusahaan Tangshi Group.

Diruang Direktur Utama Ludius sedang membaca beberapa berkas ditemani Lianlian. Dia teringat dengan wanita yang kelihatannya menyukai kakaknya.

”Kak, apa kau masih ingat wanita yang bersama Julian?”.

”Iya ingat, memangnya ada apa?”. Jawab Lianlian datar, seolah tidak pernah terjadi apapun.

”Reaksi pertama Silvia saat melihatnya adalah dia membungkuk padanya dan mengatakan kalau dia adalah seorang Putri yang masih keturunan Raja di daerahnya”.

”Lalu apa hubungannya denganku?. Nadia dan Silvia sendiri tidak mengatakan apapun. Nadia hanya mengatakan kalau dia sedang Kuliah di Universitas Jiao Tong”.

”Issh.. Pantas kakak selalu jomblo di umurmu yang sudah 33 tahun, hal seperti ini saja kau tidak sadar.

Aku jadi merasa kasihan pada Putri Nadia, dia memilih orang yang sangat tidak PEKA!”.

”Hei adik nakal.., Kau sendiri mengapa hanya menjadi pemain tanpa hati sebelum bertemu Silvia?”. Tanya Lianlian balik,

Pertanyaan Lianlian seakan menusuk kedalam harga diri Ludius, membuat Ludius tidak bisa membalas perkataannya.