Chapter 167 - 167. Menenangkan hati Shashuang (1/2)
Simon Shen berdiri menjajari Ludius. Dia seperti tidak menerima sikap arogan yang ditunjukkan Ludius padanya. ”Apa kau sedang mengancamku?”.
”Kau hanyalah seorang anak manja yang mengaku memiliki kekuasaan! Katakan.. Siapa yang memberikan keberanian padamu untuk mencari masalah denganku?. Aku tidak percaya kalau kau yang manja ini mampu melawanku tanpa ada orang di belakangmu!”.
”Kurang ajar, berani kau menghinaku! Haha… Aku mungkin hanya anak manja yang berlindung di bawah bayangan orang lain. Tapi selagi aku bisa melihatmu mati, kenapa tidak!!. Penjaga bayangan, cepat habisi dia!”. Perintah Simon Shen.
BUAKK..
BAMM..
Mendengar sebuah perintah, penjaga bayangan langsung menyerang Ludius secara bersamaan dan mengincar sisi vital anggota tubuhnya. Beruntung Ludius bisa menangkis dan menghindar serangan mereka.
Menurut penglihatan Ludius, kekuatan mereka bukanlah kekuatan anggota Organisasi biasa. Bisa di pastikan mereka bekerja untuk orang lain dan menggunakan Simon Shen sebagai boneka.
”Sialan, kalian hebat juga. Aku jadi ingin tahu siapa Tuan kalian?”. Tanya Ludius di tengah pertarungan.
”Kami tidak perlu menjawabmu karena kau akan mati disini!”. Gertak salah satu penjaga bayangan.
Dari arah depan mereka menyerang bagian perut dan ulu hati, disaat bersamaan dari belakang salah satu dari mereka mengincar kaki dan leher Ludius. Dalam sekejap gerakan Ludius di blok, namun pengalaman bertarung Ludius tidak bisa di anggap remeh. Ludius yang pernah mengalahkan Jonathan Nero tidak terima jika harus kalah dari orang rendahan seperti mereka. Dengan segala kepintarannya, Ludius membuka celah dan melumpuhkan mereka satu persatu. Ia menangkis serangan dari depan lalu memutar tubuhnya membalas serangan daru belakang
BUACCK..
BAAMM..
Bang.. Bang..
Srassh…
Dari arah yang tidak di ketahui datang peluru mengarah tepat di dadanya, Ludius yang tidak merasakan hawa kehadiran nya itu hanya bisa menghindar dan mengenai lengan tangan kirinya. Seketika darah segar mengalir dari lengan kirinya.
”Haha.. Sudah kukatakan, kau tidak akan bisa menang melawan penjaga bayanganku!. Matilah kau Ludius!”. Kata Simon meneruskan arogansinya.
Ludius tidak menghiraukan perkataan Simon dan fokus untuk mencari keberadaan penembak jitu. Dia sengaja tetap berdiri tanpa bersembunyi untuk memancing penembak jitu menampakkan dirinya. Karena lawannya kali ini menggunakan senjata, Ludius tidak segan lagi untuk mengeluarkan pistol revolver berkaliber tinggi untuk membalas serangannya.
Bang.. Bang..
Dari arah samping peluru mengarah ke arah Ludius, dengan cepat dia menghindar dan menyerang balik. ”Akhirnya kau masuk dalam perangkapku!”.
Bang.. Bang..
Sraaash..
Peluru Ludius tepat mengenai si penembak dan tumbang. Satu persatu penembak jitu Ludius lumpuhkan hingga tidak tersisa satupun. Kini Simon tidak memiliki penjaga terbaik untuk melindunginya, semua penjaga yang dikirimkan oleh orang yang berada di belakangnya telah tumbang. Perlahan Ludius mendekati Simon Shen yang berubah ketakutan melihat iblis berdarah dingin seperti Ludius telah menghabisi semua orang-orangnya.
”Tidak.. Jangan bunuh aku. Ak.. Aku hanya di perintahkan seseorang untuk membalaskan dendamku. Dia juga yang mengirim penjaga bayangan padaku!”. Kata Simon dengan gagap, dia bersujud didepan Ludius meminta pengampunan.
”Sudah kukatakan, kau terlalu dini untuk menjadi musuhku tapi kau justru memprovokasiku. Aku sudah melumpuhkan mereka semua, apa salahnya melumpuhkan 1 orang lagi. Lagi pula tanganku ini sudah terlanjur berdarah!”. Ludius menodongkan senjata apinya tepat di atas kepala Simon yang tertunduk.