Chapter 161 - 161. Pertempuran azell (1/2)
”Tapi Nyonya.. Saya diperintahkan Tuan agar tidak membiarkan Nyonya melakukan aktifitas yang berat. Kandungan Nyonya masih sangat lemah, bagaimana Saya akan mengatakan pada Tuan kalau Nyonya bekerja seperti ini?”. Kata Bibi Yun mengingatkan
”Tidak apa-apa Bi, hanya memasak nasi goreng tidak akan berpengaruh untuk kehamilanku. Bibi terlalu berlebihan”. Dengan kondisi tubuh Silvia yang masih lemah, dia memaksakan diri didapur memasak nasi goreng dan camilan lainnya untuk Azell.
Meski bahan makanan khas Indonesia sulit di temui, kemarin saat keliling bersama Lingling Silvia sempat menemukan swalayan yang menjual beberapa bahan dari Indonesia seperti tempe, tahu dan rempah-rempah yang menjadi bahan utama masakan khas daerah di Indonesia.
”Bi, tolong bantu aku goreng bahan ini, ini namanya tempe. Aku sudah membuat bumbunya, tinggal di campur dengan tepung dan digoreng seperti biasa”.
”Baik Nyonya, ohya.. Apakah ini makanan khas daerah sana? Sepertinya ini nikmat untuk dijadikan camilan”. Bibi Yun menyiapkan tempe yang ada dilemari dan mencairkan tepung dengan bumbu yang Silvia siapkan.
”Benar Bi, kalau orang Indonesia biasa menyajikan tempe dengan sambal kecap untuk dijadikan camilan di pagi hari. Hmm.. Rasanya jadi kangen rumah”. Kata Silvia sambil menghaluskan bumbu yang sudah diracik.
'Benar juga, aku sekarang sedang mengandung anak dari Ludius. Tapi, aku belum sempat memberitahu ibu tentang ini. Aku sadar.. kehamilanku ini sangat rentan, tapi bagaimanapun ini adalah anak yang dititipkan Tuhan untukku. Aku akan berjuang agar dia lahir kedunia dengan sehat'. Batin Silvia.
20 menit kemudian, Silvia dan Bibi Yun selesai membuat Nasi goreng beserta camilan tempe goreng hangat.
”Bi.. Bantu aku bawa makanan ini keruang tamu. Azell begitu serius dengan yang dia kerjakan, dia pasti belum sempat memakan apapun”.
Silvia dan Bibi Yun membawa makanan yang sudah matang keruang tamu. Disana Azell masih terdiam dengan serius memandangi laptop yang ada didepannya.
”Azell, Bibi membuatkan Nasi Goreng yang selalu Papamu masakanan untukku. Kamu sarapan dulu yah.. Bibi juga membuatkan camilan khas yang Azell belum pernah melihatnya, Bibi harap Azell suka”. Kata Silvia dengan lemah lembut, dia menaruh makanan yang dia bawa dimeja.
Mencium wangi masakanan, Azell mengalihkan pandangannya kearah makanan yang Silvia bawa. Sesaat Azell tergiur dengan semua makanan yang ada dimeja. Dia terdiam cukup lama memandang masakan yang begitu menggiurkan.
Melihat reaksi Azell yang malu-malu mau, Silvia terkekeh. Dia tersenyum melihat tingkah Azell yang menjaga gengsinya.
”Azell, Bibi tahu kamu sedang sibuk, Jadi Bibi tidak akan mengganggumu. Tapi izinkan Bibi menyuapimu agar kamu bisa meneruskan apa yang kamu kerjakan”.
Silvia mengambil piring dan diisi dengan beberapa sendok nasi goreng, Silvia juga mengambil tempe goreng untuk dijadikan lauk. Dengan kesabaran Silvia menyuapi Azell.
”Ayo Azell, buka mulutnya. A… ”. Kata Silvia membujuk.
Meski sempat mengabaikan, akhirnya Azell mau membuka mulut dan menerima suapan dari Silvia. ”Nyam.. Nyam.. Bibi, masakan Bibi boleh juga. Dan camilan aneh yang Bibi buat juga terasa nikmat”. Azell tertegung melihat kesungguhan Silvia dalam memberikan sesuap nasi untuknya. ”Bi.. Sebenarnya baru kali ini aku merasa di perhatikan layaknya anak. Mama selalu bersikap acuh dan membiarkan aku melakukannya sendiri. Tidak kusangka, aku benar-benar menginginkan hal sekecil ini”. Ungkap Azell.
Silvia memandang Azell dengan lembut, dia membelai wajah Azell dengan senyuman. ”Azell.. Bibi disini akan selalu ada untuk Azell, meski Azell membenci Bibi sekalipun. Kamu tetaplah putra dari Ludius, Bibi pasti akan selalu menjaga dan menyayangi Azell seperti putra Bibi sendiri. Jadi, Azell tidak perlu memikirkan hal itu dan tetaplah jadi Azell yang periang”.