Chapter 156 - 156. Party hotel Star Night (1/2)
Seharian Silvia merasa badmood, selain karena kelakuam Hanson dan Zain yang merusak makan siangnya, juga di sebabkan karena Ludius tidak menghubunginya sama sekali. Setelah seharian jalan-jalan keliling kota, Silvia akhirnya kembali ke mansion.
”Ludius.. Seharian kamu pergi dan tidak memberi kabar sama sekali. Apa kamu tahu sikapmu yang seperti ini membuatku cemas. Awas saja kalu kamu tiba-tiba pulang! Aku tidak akan membukakan pintu untukmu!”. Gerutu Silvia.
Malam telah beranjak, waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 petang. Untuk menghilangkan badmood yang menyelimuti perasaannya Silvia memutuskan mandi untuk menyegarkan fikirannya. Disaat Silvia baru saja selesai mandi dan sedang mengeringkan rambut, Bibi Yun mendatangi kamar Silvia.
Tok.. Tok..
”Nyonya bolehkah saya masuk?”. Tanya Bibi Yun yang berada di luar pintu.
”Silahkan masuk Bi, pintu tidak di kunci”.
Bibi Yun masuk dengan membawa sebuah bingkisan dan meletakkannya di meja. ”Nyonya, saya mendapat pesan dari Tuan Lu. Nyonya di minta untuk bersiap-siap dan mengenakan Dress yang Tuan persiapkan. 1 jam lagi Tuan akan menjemput Nyonya untuk menghadiri Party Perusahaan di Hotel Star Night”.
”Bi.. Terima kasih sudah memberitahu, Bibi boleh keluar. Ohya, karena Tuan Lu akan membawaku keluar, Bibi tidak perlu mempersiapkan makan malam”.
”Baik Nyonya”. Bibi Yun keluar dari kamar Silvia. Setelah Bibi Yun keluar, secepat kilat Silvia mengambil Dress yang di persiapkan Ludius untuknya.
Senyum Silvia merekah melihat pemberian Ludius. Sebuah Dress biru laut favoritnya dengan taburan berlian di bagian bawah Dress. Terlihat sederhana namun tidak meninggalkan kesan anggun dan elegan. ”Suamiku ini memang paling mengerti selera wanita. Sepertinya ucapanku untuk menguncinya di luar aku tarik kembali. Karena sudah begini, aku harus berpenampilan sesuai keinginan suamiku”. Kata Silvia manja.
Silvia memakai Dressnya dan mulai me make up diri. Setelah selesai merias diri, Silvia bermetamorfosis menjadi wanita elegan yang terlihat anggun dan menawan.
Drrt.. Drrt..
Dering pesan masuk dari Ludius, segera Silvia membuka pesannya.
[Sayang, kamu yang hanya memakai handuk tidakkah itu memancing hasrat orang yang melihatnya?. Tapi setelah di fikir kembali ternyata kamu memang cocok memakai Dress Biru laut, Kamu terlihat begitu cantik dan menawan. Sayang sekali kamu tidak ada disampingku, kalau tidak.. Aku tidak akan menyia-nyiakan kecantikanmu dan menciummu saat ini juga. Tunggu aku setengah jam lagi, dan kita akan pergi bersama. See you Babe..]
Dengan cepat Silvia membalas pesan suaminya.
[ Suamiku.. Bukankah kamu sudah keterlaluan!! Bahkan kamu berani mengintip disaat istrimu hanya memakai handuk!. Apakah begitu menyenangkan memata-mataiku setiap saat?. Bukankah itu curang! Kamu bahkan tidak memberiku kabar hari ini. Sudahlah, Lupakan!! Bye.. ]
”Ludius, kamu keterlaluan! Bisa-bisanya kamar pribadipun kamu pasang CCTV. Apa begitu menyenangkan mengintip istrimu yang baru saja mandi dan hanya memakai handuk untuk menutupi diri”. Gerutu Silvia.
Waktu sudah menunjukkan pukul 7.30, dari luar terdengar suara mobil berhenti. Tidak lama Ludius masuk kedalam dan menjemput Silvia yang masih berada di dalam kamar.
Tok.. Tok.. Tok..
”Sayang, apa kamu sudah siap?”. Tanya Ludius, dia membuka pintu dan melihat Silvia yang baru saja selesai dengan persiapannya.
”Sayang.. Mengapa setelah melihat kecantikanmu aku merasa enggan untuk pergi?. Kamu yang seperti ini terlalu cantik dan menawan untuk di perlihatkan pada orang lain”. Perlahan Ludius mendekap Silvia dan mencium harum tubuhnya.
”Suamiku.. Kamu mengatakan ini karena tidak sedang mengejekku bukan?. Party ini adalah untuk menyambutmu kembali ke Perusahaan, kalau kamu tidak hadir bukankah itu akan membuat mereka kecewa?”.
”Baiklah.. Beri aku 1 ciuman, lalu kita akan berangkat”. Kata Ludius jahil.