Chapter 143 - 143. Shashuang dengan seorang putra (1/2)
Setelah keluar dari bandara Ludius membawa Silvia ke Restaurant Garden. Karena waktu sudah petang sekalian mengajak Silvia untuk makan malam.
Setelah mobil sampai di depan Restaurant Garden, Silvia dan Ludius yang keluar dari mobil di sambut oleh seorang pelayan. Ternyata sudah meminta satu pelayan untuk menunggu kedatangan Ludius dan Silvia.
”Tuan dan Nyonya, Nona Sha Shuang sudah menunggu anda di dalam. Mari saya tunjukkan jalannya”.
Pelayan tersebut mengantar Silvia dan Ludius masuk kedalam sebuah ruangan khusus tanpa ada orang lain disana. ”Silahkan Tuan dan Nyonya, Nona Shashuang sudah menunggu didalam”. Pelayan tersebut membukakan pintu dan meninggalkan mereka disana.
”Ludius, aku sengaja menyiapkan tempat khusus untuk kita berbicara. Silahkan masuk! ”. Sapa Shashuang yang sedang duduk didalam dengan segelas wine di tangannya.
Ludius dan Silvia masuk kedalam, mereka duduk bersebelahan dan saling berhadapan dengan Shashuang. Dimeja bahkan sudah di persiapkan Hidangan malam yang mewah seperti steak daging babi beserta wine Henri Jayer Cros Parantoux tahun 1992 seharga 68 Juta.
”Ludius, aku senang akhirnya bisa makan malam bersamamu lagi meski sekarang kamu sudah beristri. Aku bahkan sudah menyiapkan Wine kesukaanmu, Red Wine Henri Jayer Cros Parantoux tahun 1992”. Shashuang memulai pembicaraan, dia menuangkan Wine di gelas kosong depan Ludius.
Mendengar penjelasan Shashuang Ludius tersenyum licik. Dia mengambil gelas berisi Wine dan memainkannya. ”Shashuang, sudah 5 tahun kita tidak bertemu ternyata gaya hidupmu sudah berubah. Bahkan kamu sudah mempersiapkan Wine seharga 60jt hanya untuk menyambutku. Sepertinya kamu memiliki backingan (pendukung) yang kuat dibelakangmu. Jujur saja padaku, siapa pria itu?”. Ludius berbicara dengan tenang dan tajam.
”Ludius, perkataanmu selalu saja tajam. Memang siapa lagi yang mau menjadi Backingan ku?. Dahulu hanya kamu seorang yang mau menjadi Backinganku. Setelah kamu pergi, siapa lagi yang mau menjadi backingan wanita yang sudah ber anak sepertiku?”. Perlahan Shashuang meminum Winenya.
”Siapa tahu..!”. Jawab Ludius singkat. Dia terdiam cukup lama untuk menyiapkan kata-kata yang tepat agar tidak menyinggung istrinya. Dia hampir meminum wine, tapi tangan Silvia mencegahnya.
”Ludius, apa kamu akan meminum Wine kembali setelah sekian lama kamu menghindarinya?”. Bisik Silvia mengingatkan.
”Eh.. Tidak boleh ya Sayang?. Ya sudahlah..! Sayang sekali, Wine seharga 60jt terbuang sia-sia. Tapi terima kasih kamu sudah mengingatkan. Hampir aku melupakan hal penting seperti ini”. Kata Ludius santai, dia meletakkan kembali Winenya di meja.
Shashuang yang mendengar mengerutkan kening dan heran dengan apa yang dia dengar. ”Ludius, Apa benar yang aku dengar. Kamu sudah tidak meminum Wine?. Padahal wine adalah minuman kesukaanmu. Bagaimana bisa kamu tidak mengkonsumsinya?”.
Silvia yang sedari tadi memperhatikan mereka berbicara hal yang bukan dunianya merasa seperti orang yang hilang yang singgah di antara mereka. 'Aku seperti obat nyamuk yang tidak tahu arah pembicaraan mereka. Arrgh.. Benar-benar menyebalkan'. Batin Silvia.
”Shashuang, Kita sudahi saja basa basinya. Aku kemari hanya untuk mengakatan satu hal yang pasti. Mengenai Azell, jika bemar dia putraku, Aku akan mengasuhnya dan memberinya marga Lu. Tapi bukan berarti aku menerimamu walau kamu Ibunya sekalipun”.