Chapter 142 - 142. Shashuang dengan seorang Putra (1/2)
Sha shuang berjalan menghampiri putranya. ”Bukankah aku pernah mengatakan kalau aku sudah mempunyai putra dari hubungan kita. Azell adalah putramu Ludius, seharusnya kamu bisa merasakannya walau kalian tidak pernah bertemu”. Wajah Sha Shuang yang terlihat sedih membuat Azell memandang wajahnya.
”Pa.., aku tidak tahu menau mengenai siapa Papa sebenarnya. Tapi bersikap kasar terhadap Mama itu bukan hal yang benar”. Azell berkata dengan cerdasnya. Dia berdiri tepat tanpa rasa takut atau canggung didepan Ludius dan Silvia.
”Ludius, Kamu tidak seharusnya bersikap seperti itu. Bahkan anak kecil pun tahu yang kamu lakukan itu salah. Lebih baik kamu sambut putramu dengan pelukan. Tidak baik berdebat didepannya saat ini”. Silvia berkata dengan tenang meski hatinya bergemuruh dan terasa seperti tersayat-sayat.
”Tapi bagaimana denganmu, aku tidak bisa semudah itu menerima anak yang belum tentu putraku”. Sergah Ludius, dia merasa bersalah jika begitu saja menerima anak kecil dari wanita lain.
”Jangan fikirkan aku, aku baik-baik saja meski ini membuatku syok. Aku bukanlah Silvia yang cengeng seperti dulu, aku sudah menata hatiku sebelum kita kembali ke sini. Azell putramu atau bukan kita fikirkan nanti, lebih baik kamu turuti keinginannya untuk saat ini”. Silvai menjawab dengan senyuman.
Ludius menerima saran Silvia, dia menundukkan tubuhnya dan merenggangkan tangannya untuk menerima pelukan Azell.
”Papa.. Aku tahu Papa pasti akan memelukku suatu hari nanti. Aku sudah lama ingin bertemu denganmu Pa..”. Azell memeluk tubuh bidang Ludius dengan gembira.
”Azell anak yang baik, aku juga senang bertemu denganmu. Kamu masih kecil tapi sudah mengerti banyak Hal. Kamu sungguh anak yang cerdas”. Ludius berkata dengan dewasa, dia mengusap kepala Azell dan membuat Azell merasa percaya diri.
”Tentu saja, karena Azell adalah putra Papa. Jika Azell besar nanti, Azell pasti akan menjadi laki-laki yang hebat seperti Papa”.Kata Azell bangga.
Ludius mengangkat Azell dan menggendongnya. Raut wajahnya terlihat senang layaknya seorang Ayah yang sebenarnya. Namun disisi lain dia juga merasa tertekan dengan yang apa yang terjadi.
'Anak ini begitu cerdas, Apakah dia benar-benar putraku?. Aku harus secepatnya memikirkan hal ini sebelum aku kehilangan kendali atas situasi yang terjadi. Hal seperti ini yang paling terluka saat ini adalah Istriku. Sebaiknya apa yang harus aku perbuat saat ini?'.
Ludius menurunkan Azell dari gendongannya. ”Azell, kamu turunlah dahulu dan bisakah kamu bermain dengan Paman Zain dan Paman Longshang?. Mereka akan membawamu jalan-jalan ketaman hiburan. Aku ada urusan sebentar dengan Mamamu”. Pinta Ludius pada Azell,
”Baik, Papa.. Aku akan bermain dengan Paman sesuai keinginan Papa..!”. Jawab Azell. Dia berlari ke arah Zain, pria yang baru di lihat Azell.