Chapter 106 - 106.Resepsi Pernikahan bag 3 (1/2)

Silvia yang mendengar pembicaraan mereka hanya terdiam, dia yang tidak mengetahui hal lain tentang Ludius dan hanya bisa berfikir bahwa wanita itu adalah orang yang pernah memberikan sebuah hubungan pasti pada Ludius dimasa lalu.

”Ludius..  lanjutkan saja pembicaraan kalian, aku akan pergi sebentar ”. Kata Silvia lirih.

Ludius yang menyadari Silvia pergi dengan wajah kecewa mencoba mengejarnya. ”Silvia.. Tunggu! Jangan, pergi ”. Panggil Ludius.  Silvia yang sudah jauh dari jangkauan Ludius tidak menghentikan langkahnya dan berjalan tanpa berpaling.

”Tidak.. Ini terlalu berbahaya bagi Silvia jika dia pergi sendirian di saat seperti ini”. Gumam Ludius. Dia kehilangan jejak Silvia diantara banyaknya tamu yang hadir.

”Mengapa wanita itu datang disaat yang tidak tepat!. Dan betapa bodohnya aku membiarkan Silvia sendiri dan mendengarkan semua percakapan yang belum waktunya dia dengar. Ini benar-benar di luar kendali. Sekarang, aku harus mencari Silvia. Aku takut dia akan dalam bahaya jika sampai ada yang menemukannya”.

Ludius segera menelfon LongShang untuk mencari dimana keberadaan Silvia.

[ ”LongShang, bukankah kamu sudah menyisipkan alat pelacak di Gaun Silvia?. Aku Perintahkan kamu untuk melacak keberadaannya sekarang juga. Dia pergi dan aku kehilangan jejaknya”. ]

[ ”Ya, aku memang sudah menyisipkan alat pelacaknya. Tunggulah aku beberapa menit, aku akan segera memberitahumu. Sekarang, apalagi yang kamu perbuat hingga Silvia pergi tanpa memberitahumu?. Dasar kamu memang majikan yang menyusahkan ”. ]

Telefon terputus, Ludius segera keluar mencari keberadaan Silvia dan meninggalkan Ruang resepsi.

Tidak ada hal yang selalu baik ataupun selalu jahat didunia ini. Kemarahan dan kekecewaan selalu singgah kapanpun dan dimanapun manusia berada. Mungkin itu yang disebut sebagai sifat manusia. Tapi walau seperti itu, Ludius merasa bersalah karena telah mengecewakan orang yang dia cintai dihari bahagia mereka.

***

Silvia yang pergi menghindari Ludius terus berjalan masuk kedalam gedung hingga dia tidak menyadari telah masuk terlalu dalam. Air mata yang tumpah begitu saja menemani kesendirian Silvia yang berada di tempat sunyi.

”Payah sekali aku ini.. Mengapa aku harus pergi dan menangis?. Sekarang Dimana aku? Apa aku lagi-lagi tersesat? Ya Tuhan.. Mengapa Engkau menguji ku seperti ini.. Mencoba menghindar dari mereka di hari pernikahanku sendiri dan berakhir tersesat?!. Ini bukan lelucon lagi, aku harus cepat mencari jalan keluar”.

Silvia terus berjalan sambil mencoba mengingat kembali arah dari arah mana dia masuk. Entah mengapa perasaan Silvia mengatakan kalau ada seseorang yang membuntuti nya.

”Siapa disana?”. Panggil Silvia.

”Gedung semegah ini, mengapa begitu sepi? Ludius selalu saja membawaku ketempat yang aneh dan berbahaya. Dan sekarang.. aku harus meminta pertolongan pada siapa?! ”. Gerutu Silvia.