Chapter 105 - 105. Resepsi Pernikahan bag 2 (1/2)
”Nona, aku tersanjung kamu telah mengagumi ku. Tapi tidakkah wanita sepertimu yang terlalu memuja pria akan di anggap sebagai wanita murahan?. Lain kali, berhati-hatilah dalam berbicara dan bersikap”. Perkataan Ludius begitu tajam, hingga membuat orang yang mendengar merasa itu adalah sebuah penghinaan yang begitu menusuk.
Ludius berbalik arah pergi dari segerombolan wanita penggosip dan mengejar Silvia. Dengan cepat Ludius mencekal lengan Silvia, langkah Silvia terhenti dengan wajah yang terlihat kesal. Silvia bahkan tidak memandang wajah Ludius yang tepat di depannya.
”Sayang, mengapa kamu pergi, Apa kamu cemburu? ”. Tanya Ludius terang-terangan.
”Tidak perlu cemburu pada pria Play Boy yang memiliki segudang wanita, itu hanya akan membuat luka”. Silvia berkata dengan datar dan sedikit ketus.
Melihat Silvia yang terus menunjukkan kekesalannya yang terlihat mengemaskan. Ludius tidak bisa menahannya dan menarik Silvia dalam pelukannya. Dalam sekejap Ludius mencuri ciuman Silvia didepan semua orang. Dengan lembut dan penuh gairah, Ludius melumat bibir manis Silvia yang belum pernah tersentuh selain dirinya. Ciuman ke tiga Silvia yang membuatnya semakin menikmati dan tidak bisa mengelak dari suaminya itu.
Semua orang yang melihat, terutama wanita yang baru saja mengatakan perasaannya didepan Silvia tercengang. Pria misterius yang selalu dingin dan tertutup dalam menjalani hubungan dengan wanita simpanannya seperti Ludius, membuat seisi pesta gempar. Ludius sejak dulu terkenal sebagai Pria yang selalu dekat dengan wanita kelas atas sebagai teman bisnis dan ranjang tanpa terekspos. Jika ada yang berani mengekspos tidak butuh waktu lama bagi Ludius untuk membereskannya.
”Sayang, Apa kamu masih marah?, Bagaimana kalau nanti malam aku akan membayar lunas kemarahanmu diatas ranjang?”. Bisik Ludius, dia tidak memperdulikan semua mata yang memandang mereka.
”Kamu sudah mencuri ciuman ku, jadi berhentilah menggodaku disaat seperti ini, lihatlah! Semua mata memandang kita. Apa mukamu terlalu tebal hingga tidak memiliki rasa malu?”.
”Aku tidak perduli, dimanapun Istri merasa marah dan Mood jelek, bukankah suami harus bis memenangkannya?. Lagi pula kita ini suami istri Sayang..”.
'Pria tidak tahu malu ini… Di saat Resepsi pernikahan pun dia tidak menunjukkan sedikit rasa malunya. Setidaknya hargai aku yang masih memiliki rasa malu ini.. '. Gerutu Silvia dalam hati. Dia menyudahi perdebatan yang tidak akan berujung itu.
Dengan diiringi musik, Ludius berjalan bersama Silvia dengan di iringi gadis yang melemparkan kelopak bunga hingga Altar Pernikahan untuk mengganti acara Ikrar dan sumpah pernikahan dengan Tukar cincin dan lempar bunga. Acara terasa begitu khidmat hingga setiap orang yang melihat terbawa suasana yang ada.
Dari kejauhan ada sepasang mata yang melihat dari kejauhan dengan tatapan sinis dan menghina nya melihat Silvia tersenyum didepan Ludius. Dia berdiri sendiri diantara banyaknya tamu yang datang.
”Kepada kedua mempelai, kami Persilahkan untuk saling tukar cincin dan diakhiri dengan pasangan pria mencium pasangannya”. Kata pembawa acara yang memandu acara resepsi pernikahan.
Dari samping datang Ling Ling yang membawakan Cincin dan bunga untuk mereka. Ludius mengambil cincin itu dan memenangkannya di jari manis Silvia, dan begitu juga sebaliknya.. Silvia memasang cincin di jari manis Ludius. Wajah Silvia seketika memerah karena Ludius mendekatkan dirinya hingga begitu dekat. Dengan lembut Ludius mencium Silvia didepan semua orang.
”Bibirmu terlalu manis untuk dilewatkan Sayang.. Hingga aku tidak ingin berhenti menciummu ”. Bisik nya setelah Ludius melepas ciumanya.