Chapter 96 - 96. Bertemu Lithian (1/2)
Ludius mengambil piring dan sedikit nasi dengan beberapa lauk dan sayur. Dia ikut menemani Silvia makan siang.
”Tidak Sayang, kamu akhir-akhir ini sensitif sekali, Apa kamu sedang PMS? . Lebih baik kamu habiskan makananmu dan istirahatlah”. Ludius berkata dengan lembut membuat Silvia tersadar akan sikapnya akhir-akhir ini.
”Maaf kalau sikapku akhir-akhir ini menjengkelkan. Aku tidak bermaksud untuk… ”. Jari telunjuk Ludius menutupi mulut Silvia.
”Ssst.. Jangan diteruskan, aku lebih menyukai Silvia yang seperti ini. Memperlihatkan cinta dengan apa adanya dengan menunjukkan kejengkelan dan kemarahanmu yang manja dari pada mendengar mulut manis yang kadang membawa ke sebuah kebohongan dan ketidaksetiaan”.
Silvia yang sedang menikmati makanannya menghentikan sejenak makannya. Dia berfikir sejak kapan Pria yang selalu bermain dengan nyawa seseorang tanpa pandang bulu berubah menjadi pria yang penuh pengertian dan kesabaran?.
'Apa ini semua karenaku? Bagaimana kalau Ibu waktu itu menolak lamaran Ludius dan dia merasa dikhianati? Akankah dia tetap hangat dan sesabar ini?'. Batin Silvia.
”Sayang.. Kamu kenapa?”. Tanya Ludius yang menyadari Silvia tiba-tiba melamun.
”Tidak apa-apa”. Jawab Silvia dengan senyuman dilanjutkan dengan makannya yang tertunda.
Setelah mereka selesai makan Ludius beranjak dari kursinya dan mendekati Silvia yang baru saja selesai makan membuatnya kaget, dia menoleh ke arah Ludius.
”Oh ya, maaf sayang.. Aku akan langsung kekantor karena sore ini akan ada temu klien di Restaurant. Dan mungkin dalam 3 Hari ini aku akan sibuk di kantor untuk menyelesaikan file sebelum Pernikahan kita nanti. Aku sudah terlalu lama meninggalkan kantor dan menyerahkan tugas pada LongShang. Jadi.. Kalau kamu rindu katakan saja. Aku pasti akan segera menemui mu”. Kata Ludius, dia mengusap kepala Silvia dan pergi.
Langkah Ludius terhenti saat bertemu dengan Ibu Yuliana dan Bibi Yun. Ludius menghampiri Ibu Yuliana untuk menanyakan suatu hal. Bibi Yun yang mengetahui ada hal yang akan mereka bicarakan pergi menuju dapur.
”Bibi, Bagaimana dengan persiapan pesta Pernikahan di Indonesia? Aku dengar Bibi sendiri yang mengkoordinir dari jauh dibantu Julian?”. Tanya Ludius.
”Nak Ludius, kebetulan Julian sudah menyelesaikan semuanya, persiapan kemungkinan sudah 50% terselesaikan di Indonesia. Pernikahan kalian akan dilakukan 3 Hari setelah pesta Pernikahan di sini. Puncak acara akan diselenggarakan pada hari ke 4. Nak, mungkin Ibu akan merepotkanmu nanti, Karena permintaan keluarga Inti untuk melaksanakan Pernikahan secara adat dan itu sedikit memakan waktu”.
”Tidak masalah Bi, jika pernikahan ini dapat mengembalikan kehormatan Bibi dalam keluarga Inti, aku sebagai pendamping Silvia turut senang mendengarnya”.
”Ada satu hal lagi yang ingin Ibu bahas denganmu. Nak, mungkin ini sedikit lancang, Apakah kamu tidak keberatan jika Ikrar Pernikahan kalian di lakukan di Indonesia menurut keyakinan kami?. Dan di sini kalian cukup mengadakan resepsi dan menandatangani surat Pernikahan”. Kata Ibu Yuliana dengan hati-hati.
Melihat Ibu Yuliana yang terlihat tegang membuat Ludius tersenyum ”Tidak masalah Bi, Jika itu yang terbaik aku akan mengikuti saja. Bibi jangan sungkan untuk mengatakan sesuatu padaku. Aku juga putra Bibi yang pernah dibesarkan olehmu. Jika ada hal yang sulit, Jangan memaksakan diri Bi. Aku akan pergi ke kantor dulu”. Ludius menundukkan badan dan pergi dari ruang tamu.
Agenda Ludius hari ini sampai 2 hari kedepan adalah rapat dan menyelesaikan semua file dan mengkoordinir Perusahaan untuk 1 setengah bulan kedepan. Dia cukup menyadari bahwa telah membebani Kakaknya, LongShang dan WangChu dengan banyak pekerjaan.
'Aku pasti akan sangat merindukanmu Sayang'. Batin Ludius.
Di satu sisi Silvia yang baru selesai makan siang mendapat pesan dari orang yang baru saja dia fikirkan.
[ Siang Silvia, Sudah lama kita tidak bertemu. Maaf aku mungkin terlihat egois. Sore nanti bisakah kita bertemu sebentar. Ada hal yang ingin aku bicarakan padamu. ]