Chapter 81 - 81. (1/2)
Di depan Kediaman Ludius, Silvia memarkirkan mobilnya dan segera masuk ke dalam rumah untuk menemui Ludius . Didalam LongShang sedang
Mengontrol anggota yang berjaga di rumah untuk lebih waspada apabila ada tamu tak diundang datang.
”LongShang, Apa kamu tahu dimana Ludius berada?”. Tanya Silvia tanpa basa-basi.
”Silvia, dia baru saja masuk kedalam ruang kerja”. Jawab LongShang.
Silvia segera berlari ke arah ruang kerja yang berada di lantai dua. Tepat di ambang pintu Silvia kaget melihat Ludius sudah akan keluar ruangan dengan membawa pistol Dessert Eagle kesayangannya.
”Berhenti..! ”. Cegah Silvia yang melihat Ludius akan melewatinya..
”Jangan menghalangi jalanku..! Minggu..!”. Perintah Ludius dengan tatapan paling mematikan, Silvia tetap diam tidak bergerak sedikitikpun.
”Jangan menghalangi jalanku!. Kali ini aku masih memperingatkanmu. Cepat minggir..!”. Ancam Ludius untuk yang kedua kalinya.
Silvia tetap saja terdiam, dia tidak akan bergerak sampai Ludius benar-benar sadar kalau dirinya sudah berubah.
Ludius menghempaskan Silvia ke tanah tanpa memandang wajahnya. Ludius pergi begitu saja tanpa menghiraukan keadaan Silvia yang terjatuh
”Ludius tunggu..!”. Teriak Silvia.
Silvia mencoba beranjak untuk mengejar Ludius yang pergi tanpa menghiraukan dirinya. Dia dengan tertatih karena kakinya sedikit terpilih mencoba berjalan mengejar Ludius yang berada didepan.
(
Silvia semakin bingung apa yang harus dia lakukan, disatu sisi dia mengkhawatirkan Ibunya. Di sisi lain Silvia tidak ingin Ludius pergi dengan keadaannya saat ini yang masih belum stabil.
Di ruang depan, terdengar perdebatan antara LongShang dengan Ludius. Buru-buru Silvia turun dari tangga untuk melerai mereka.
”Kamu ini adalah pelayananku, berhenti untuk menghentikan ku!.”
Ludius sedang berdebat dengan LongShang di ambang pintu utama. Silvia mendekat dan menampar Ludius.
Plak...!
”Sadarlah Ludius..!”. Teriak Silvia. ”Aku tahu kamu sedang marah karena memendam dendam begitu lama. Aku pahami itu, tapi mengapa kamu harus berubah menjadi seperti dulu lagi? Apakah dirimu yang saat ini sudah tidak bisa memakai akal sehat mu untuk hidup?”. Tanya Silvia dengan linangan air mata.
Ludius hanya terdiam, dia sedikit terkejut mendengar perkataan Silvia. Dia menundukkan wajahnya seperti menyembunyikan perasaannya tanpa memandang Silvia
”Jangan ikut campur dengan urusanku!”. Kata Ludius tegas namun lirih. Ludius berjalan keluar dengan meninggalkan Silvia yang terduduk lemas.
Pemandangan saat pertama kali mereka bertemu seakan terulang kembali. Silvia merasa bahwa dirinya kembali menjadi Silvia si gadis kecil ulang di campakkan dan di permainkan oleh pria tanpa hati.
Lian yang melihat dari kejauhan mendekatk ke arah Silvia. Terlihat jelas keadaan Silvia yang terpukul karena harus melihat begitu banyak kenyataan yang menyakitkan melebihi sebuah drama.