Chapter 80 - 80. (1/2)

”Kakak kurang tahu kapan harta itu dimiliki oleh keluarga Lu. Tapi dari yang pernah Kakak dengar, harta itu berupa senjata Nuklir yang pernah diciptakan oleh pendahulu Keluarga Lu. Dan alasan  mengapa senjata itu di simpan adalah karena senjata itu tergolong langka dan berbahaya. Jika sampai jatuh ke tangan orang yang salah maka bisa jadi Negara China ini menjadi sebuah lautan mayat dalam sekejap”.

Silvia tercengang mendengar penuturan Lian, ”Apakah seberbahaya itu, sampai bisa membuat sebuah negara hancur dalam sekejap?”.

”Itulah yang di katakan Ayah sebelum akhirnya tewas. Ini berawal ketika ketua organisasi Black Rose Ayah dari Jonathan Nero mengetahui rahasia itu dari seseorang. Dia mengancam Orang tua kita untuk mengatakan yang sebenarnya mengenai harta berharga itu. Demi tetap  menjaga harta berbahaya tetap aman, Orang tua kita menolak.  Ketua Black Rose mengancam akan melimpahkan tuduhan pada Keluarga kita jika Ayah tetap bungkam. Pada masa itu Organisasi Black Rose sangat ditentang oleh Organisasi lain karena kelicikannya. Dan disaat Organisasi lain membuat Serikat untuk menggulingkan Black Rose tuduhan itu di limpahkan kepada Ayah kita. Itulah awal dari tragedi pembantaian”.

Silvia dan Ludius tidak menyangka bahwa kejadian yang membuat keluarga Lu hancur hanya karena ambisi seorang Nero. Ludius yang mendengar semakin geram, dia mengepalkan kedua tangannya menahan amarah.

”Jadi selama ini aku terus tertipu dengan permainannya..!”.

”Ludius tenanglah..!”. Kata Silvia menenangkan.

”Lalu apa Kakak tahu siapa pemimpin Organisasi Black Emperor? Aku dengar dia pemasok terbesar senjata dan obat terlarang di kota Shanghai ini”. Tanya Ludius. Dia memastikan tentang asumsinya.

”Dia adalah Jonathan Nero.  Setelah Organisasi Black Rose bubar, Nero tidak lama mendirikan Black Emperor yang dipimpin oleh Jonathan yang kini menguasai sebagian besar pasar dunia bawah. Maka dari itu sampai saat ini dia masih mengincar Senjata Nuklir itu”.

Pertanyaan terakhir yang ingin Ludius tanyakan adalah dimana letak persembunyian senjata itu.  Namun terpotong dengan suara ketukan pintu.

Tok.. Tok.. Tok..

”Sepertinya pembicaraan kita selesaikan sampai disini. Ada seseorang yang datang”. Kata Lian yang masih terduduk di kursi roda.

”Biar aku saja yang membuka”. Silvia berjalan kearah pintu, dan terlihat salah satu anggota Naga Imperial menghadap.

”Tuan Lu, ada berita penting dari Ketua LongShang.  Tengah malam tadi disaat kita melakukan penyerbuan ke Kawasan musuh,  kediaman Lu di serang oleh sekelompok orang tak dikenal. Dan menjadikan Ibu Yuliana sebagai Sandra”.

Silvia seketika syok mendengar ibunya tengah di Sandra oleh seseorang. Dia langsung mendekat kearah orang yang memberi kabar dengan penuh amarah Silvia menarik kerahnya.  ”Katakan..! Bagaimana bisa ibuku disandera? Bukankah rumah selalu dijaga ketat oleh kalian?”. Tanya Silvia penuh emosi.

Melihat Silvia yang begitu syok dan tidak terkontrol Ludius beranjak dari tempatnya dan berjalan dengan menahan luka. ”Tenang Silvia, Ibumu pasti Baik-baik saja”. Ludius langsung memeluk Silvia.

”Bagaimana aku bisa tenang, dia satu-satunya yang aku punya didunia ini”. Kata Silvia lirih dengan suara terisak.

Ludius yang menahan kebencian dan dendam selama bertahun-tahun mendengar siapa yang membunuh kedua orang tuanya dan membuat ulah seketika berubah.