Chapter 61 - 61. (2/2)
…..
Siang ini Silvia sudah di pindahkan ke ruang rawat karena kondisinya mulai stabil. Silvia sengaja di pindahkan satu ruangan dengan Ludius. Disana sudah ada LingLing yang menemani Silvia.
”LingLing, aku sangat merindukanmu. Bagaimana kabarmu?”. Tanya Silvia dengan suaranya yang lemah
”Aku baik dan sehat seperti yang kamu lihat. Aku juga merindukanmu Silvia. Beberapa bulan tanpamu benar-benar seperti ada yang kurang”. LingLing memegang tangan Silvia.
Find authorized novels in Webnovel,faster updates, better experience,
”Silvia, bagaimana kelanjutan asmara kalian? Kapan kalian akan menuju pelaminan?” Bisik Ling Ling.
”Ehm… Aku bisa dengar Lho..!”. Ludius menyahut. Dia berjalan menghampiri Silvia dari ranjangnya.
”Eh, Tuan Lu!, aku sebagai sahabat Silvia meminta pertanggung jawabanmu untuk masa depannya. Kapan kamu akan melamar Silvia pada orang tuanya kembali, tentunya dengan kemantapan dan kesiapan. Tidak seperti dulu, tidak ada hujan tidak ada angin tiba-tiba melamar. Memang Tuan anggap sahabatku ini apa?”.
”Sayang.. Apa kamu sudah membuka pintu hatimu yang terakhir untukku? Apakah aku sudah pantas untuk bersanding di sampingmu?”. Tanya Ludius dengan senyum menggoda.
”Kalau itu tergantung, jawabannya ada pada tangan ibuku. Jika Tuan Lu bisa mendapat restu ibu, aku akan menyerah dan mengikuti apa kemauan Tuan, Bagaimana?”.
”Apa kamu yakin hanya itu?. Baiklah.. Jika itu permintaanmu, dakam waktu dekat aku akan datang ke Indonesia untuk menjemput ibumu, Dan membawanya kemari. Setelah itu, jangan harap bisa kabur dariku lagi gadis kecil”. Jawab Ludius dengan senyum jahilnya.
”Sepakat!”.
”Ehm.. Jadi obat nyamuk memang tidak enak yah. Kalian mesra-mesraan, Apa kalian lupa masih ada aku disini?”. LingLing menyela dengan senyuman.
”Bukannya kamu ada Bryan, Dimana kekasihmu itu Ling?” Tanya Ludius.
”Dia sedang ada di kantor. Sekarang dia menggantikan Ayahnya mengurus kantor dan mengabaikanku. Ingin sekali aku marah padanya, tapi apa daya.. Aku masih sayang”. Kata LingLing dengan ekspresi kesalnya.
”Hahaha… sepertinya Bryan perlu belajar banyak dariku, Bagaimana untuk menyenangkan kekasih. Iya tidak Sayang?”. Melirik ke arah Silvia.
”Pffft… kya.. Di cuekin, Mana..! Katanya menyenangkan kekasih. Dilihat dari manapun juga kamu belum menyenangkan hatinya. Dia masih menunggu perkataan penting darimu Tuan Lu. Pria payah! Tidak peka dengan perasaan wanita!”.
Perkataan Ling Ling membuat Ludius merasa harga dirinya sebagai Laki-laki jatuh. ”Heh.. Apa kamu bilang! Aku ini pria gantle dari semua pria. Tidak mungkin aku tidak tahu apa yanh diinginkan kekasihku. Iya kan sayang. please.. Katakan iya donk! Jangan buat harga diriku turun didepan gadis cerewet dan bawel sepertinya”. Kata Ludius dengan tangan memohon.
Ekspresi Ludius yang menggaskan membuat Silvia tersenyum menahan tawa ”Pfft… Tuan Lu, kamu tahu.. Ekspresimu saat ini benar-benar sangat menggemaskan. Boleh tidak aku cubit. Jarang-jarangkan liat ekspresi Tuan Lu yang seperti ini. LingLing, ayo cepat ambil beberapa gambar!”.
Silvia mencubit pipi Ludius, sedangkan LingLing sibuk memotret mereka yang sedang berekspresi menggemaskan.