Chapter 60 - 60 (2/2)

”Kamu terluka tapi masih bisa berkata seperti itu? Sepertinya kamu benar-benar sudah sehat!”.

”Jangan remehkan aku, Aku ini ketua dari Naga Imperial. Luka seperti ini adalah hal biasa bagiku”.

Julian beranjak dari tempat duduknya dia penepuk pundak Ludius dengan tersenyum kecut.

”Augh” rintih Ludius ”Baik-baik.. Aku memang belum sembuh benar, tapi mata mu sudah seperti panda. Kalau Silvia sampai tahu kamu kurusan karena menjaganya, nanti aku yang kena marah. Cepat pulang sana!”.

Julian pergi dari depan ruang ICU, kini hanya tersisa Ludius yang terus menerawang kedalam. Dibalik sikapnya pagi ini yang terlihat biasa, sebenarnya dalam hatinya dia benar-benar mengutuk dirinya sendiri karena dirinya yang telah membuat Silvia terluka.

”Apa aku masih berhak untuk berada disampingnya?”. Gumam Ludius.

Suster Jing Mi yang mendengar merasa kasihan pada Tuannya itu ”Tuan Lu, jangan menyalahkan diri sendiri atas kejadian yang tidak sengaja Tuan perbuat. Nona Silvis pasti juga berfikiran yang sama. Dia melakukan itu pasti karena sebuah alasan yang belum bisa dia jelaskan pada Tuan. Percayalah pada Takdir, Saya yakin Nona Silvia do takdirkan untuk menghabiskan hidup bersama Tuan Lu”.

Pagi ini LongShang datang untuk melihat keadaan Silvia dan Ludius. Dia melihat Ludius sudah berada didepan ruang ICU bersama suster.

”Ludius, Orang bertopeng yang kami tangkap bersama Ajudannya. Mereka mengatakan kalau mereka di bayar oleh pria tanpa nama dengan imbalan besar untuk membunuhmu. Dan alasan Silvia memyelamatkan nya adalah karena dia masih memiliki hubungan dengan pria bertopeng. Silvia memang tidak mengetahui ini, pria bertopeng itu adalah anak dari wanita yang hamil karena Ayah Silvia sebelum Ayah Silvia memutuskan untuk menikahi Ibunya Silvia. Ini memang sedikit rumit”.

'Ternyata hidup calon istriku serumit ini. Apa ini alasan kamu tidak ingin melihatnya terluka, dengan mengorbankan dirimu sendiri Sayang?'. Batin Ludius.

Pagi ini Dokter bersama 2orang Suster datang untuk memeriksa kondisi Silvia.

”Bagaimana kondisi Silvia dok?”. Tanya Ludius saat melihat dokter keluar ruangan.

”Kondisinya mulai stabil, pasien sudah melewati masa kritis. Pasien kini sudah boleh di jenguk hanya satu orang”.

”Biarkan saya masuk Dok” pinta Ludius.

Ludius masuk kedalam ruangan di bantu Suster, dia melihat wajah putih pucat Silvia dengan selang oksigen untuk membantunya bernafas. Ludius duduk disamping Silvia, dia memegang tangan Silvia yang sedikit dingin.

”Sayang, lagi-lagi kamu terluka karena aku.  Aku selalu berbicara bahwa aku akan melindungimu apapun yang terjadi. Tapi sebaliknya, justru aku yang selalu membuatmu terluka hingga seperti sekarang ini. Sayang, katakan! Apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu jauh dari bahaya?. Sekarang aku menyadari, semakin kita bersama maka kamu akan semakin berada dalam keadaan bahaya. Jika melepasmu adalah jawabannya, maka aku siap untuk melepasmu sekarang juga”.

Ludius mencurahkan semua isi hatinya didepan Silvia yang masih terbaring lemah. Jemari Silvia tiba-tiba saja bergerak.

”Jangan pernah berkata untuk meninggalkanku”. Gumam Silvia rilih dengan mata masih tertutup.

”Sayang, kamu sudab sadar?”.