Chapter 57 - 57 (1/2)
Perjalanan memakan waktu 2 Jam untuk sampai di sebuah tempat mirip seperti pantai. Wuzhizhou Island sebuah pantai dengan pemandangan yang masih natural. Tidak jauh dari pantai terdapat resort dengan pelayanan kelas atas.
Ludius membawa Silvia ke pesisir pantai pasir putih dengan ombak yang tidak terlalu besar.
”Apa kamu suka?” Tanya Ludius yang melihat Silvia terpana dengan pemandangan pantai di malam hari
”Indah.. ” silvia memejamkan matanya sambil menghirup dalam-dalam angin yang berhembus. Ludius melepas jasnya dan memakaikannya pada Silvia. ”Terima kasih.. Terasa lebih hangat”.
”Apakah Tuan Lu pernah membawa seseorang kemari sebelumnya?”
”Kamu adalah wanita pertama yang aku bawa pergi sampai sejauh ini. Seharusnya kamu merasa bangga”.
Setelah lama terdiam memandang hamparan laut, Ludius membawa Silvia untuk makan malam di sebuah Ressort. Didalam rissort terdapat kamar hotel yang lumayan luas. Ludius berencana untuk menginap satu malam agar Slvia bisa beristirahat.
Dinner kali ini sedikit berbeda, Ludius membawa Silvia ke sebuah aula yang berada di resort. Saat pintu dibuka, terdapat sebuah tempat yang gelap dan hanya ada satu lilin di sebuah meja.
”Tuan Lu.. Kamu ingin membawaku ketempat seperti apa?” Tanya Silvia yang melihat tempat itu hanya ada kegelepan.
”Inilah kejutanku Sayang..”.
Tiba-tiba semua lampu menyala secara bersamaan, dan terlihat disana sudah ada anak-anak panti asuhan Nanning yang menyambut kedatangannya.
”Selamat datang Kakak Silvia..” Sambut anak-anak panti dengan senyuman.
Silvia terharu melihat begitu banyak anak kecil yang menyambut kedatanganya. ”Mereka manis sekali..” Silvia terharu sampai tidak bisa berkata-kata.
Semua anak panti berlari kearahnya. ”Kakak Silvia, apa Kakak kekasih dari Kak Ludius?”. Tanya Salah satu anak perempuan yang baru berumur 6 tahun.
”Ludius, mengapa mereka mengenalmu? Apa kamu sudah sering menemui mereka?”. Tanya Silvia
”Sebenarnya setelah kepulangan kita dari Indonesia, aku jadi kepikiran untuk mendatangi Panti yang pernah aku tinggali. Dan entah mengapa aku jadi dekat dengan anak-anak ini”.
” Kakak Silvia, Kakak tahu,.. Kakak Ludius itu sering lho membicarakan Kakak. Katanya Kakak Silvia itu cantik”. Perkataan anak perempuan tadi membuat Silvia malu.
”Anak manis, nama kamu siapa?” Tanya Silvia dengan senyum ramahnya.
”Namaku Mei Shin. Saat aku besar nanti aku ingin punya suami seperti Kakak Ludius yang tampan dan penyayang”. Katanya kembali dengan wajah polos.
”Mei Shin pintar” Ludius menggendong anak kecil Mei kedalam pelukannya ”Kalau Mei besar nanti, Mei harus pintar dan penyayang seperti Kakak Silvia yah.. Baru Mei bisa mendapatkan suami seperti Kakak Ludius”. Kata Ludius bangga. Sesekali dia melirik Silvia yang cemberut mendengar Ludius mengatakan hal seperti itu.
”Mei sayang, jangan dengarkan kata Kakak Ludius yah.. Kamu kalau besar nanti harus cari suami yang ramah penyayang, bukan psikopat dan maniak wanita. OK..!” Find authorized novels in Webnovel,faster updates, better experience,
'Percaya diri sekali jadi orang, kalau semua pria seperti kamu. Maka bisa dipastikan tidak ada wanita normal didunia ini'. Batin Silvia.
Dari dalam Ibu Pengasuh Han Shui keluar dan memanggil anak-anak untuk tidak berbuat nakal.
”Tuan Lu, dan Nona Silvia maaf saya baru datang. Apakah anak-anak menyusahkan kalian?” Tanya Pengasuh Han.