Chapter 53 - 53 (2/2)

”Pffft.. Sebenarnya aku tidak ingin tertawa, tapi melihat mereka seperti itu ternyata lucu juga” wajah Silvia mengarah ke arah para pegawai  ”Makanya Kakak.. Sebagai manusia jangan suka merendahkan orang lain. Karena belum tentu orang yang kalian rendahkan lebih rendah dari kalian”. Tegur Silvia.

Melihat Silvia kembali tersenyum membuat perasaan Ludius tenang. ”Sayang, katanya kamu menginginkan sesuatu?” Tanya nya kembali.

”Aku sudah tidak berminat, Lebih baik ketempat lain saja. Apa tidak masalah?” .

”Tentu tidak, Sayang.. hari kamu adalah Ratunya. Jadi apapun yang kamu inginkan, Raja ini siap melayani”. Ujar Ludius dengan gaya memberi penghormatan.

Suster Jing yang melihat kedekatan Silvia dan Ludius tersenyum, mereka seperti pasangan yang kompak dan menarik.

”Benarkah? Kalau aku Ratunya, apakah Raja bersedia membawaku pergi untuk makan jajanan kaki lima? Sudah lama aku tidak makan makanan pinggir jalan”. Pinta Silvia dengan wajah imutnya.

Find authorized novels in Webnovel,faster updates, better experience,

Ludius sedikit terkejut karena permintaan aneh Silvia ”Sayang, apa kamu tidak suka makanan Restaurant?” .

”Bukan seperti itu, hanya saja makanan di kaki lima terasa lebih lezat karena makanan mereka dibuat dengan penuh cinta. Karena makanan di kaki lima tidak memandang status atau derajat, kita jadi lebih akrab dengan orang sekitar. Apa kamu malu untuk makan disana?” Tanya Silvia di akhir perkataannya.

”Tidak! Baiklah.. Jika itu permintaan Ratu, maka Raja tidak bisa menolak”.

Ludius membawa Silvia ke tempat yang sering untuk mangkal pedagang kaki lima. Sedangkan Suster Jing diperintahkan untuk kembali ke rumah sakit.

Sesampainya di tempat yang ramai pedagang kaki lima. Ludius melepas Jas rompi beserta dasi yang dia pakai, dia bahkan mengubah gaya rambut agar terlihat lebih santai.

”Tuan Lu, kamu lumayan juga dengan gaya rambut santai. Walau tidak formal, tapi terlihat lebih muda dan tampan” Puji Silvia.

Ludius yang tidak pernah mendengar pujian dari Silvia seketika wajahnya merona merah. Silvia yang melihat membayangkan betapa imutnya pria yang selalu dingin itu.

'Pfft.. Aduh ko aku gemes yah.. Imut banget sih Tuan Lu, kenapa tidak dari dulu ya aku kerjain dia. Jarang-jarang kan liat muka dingin itu seimut ini. Coba bisa diabadikan pasti indah deh di pasang di sudut ruangan' batin Silvia terkekeh.

”Apa yang kamu lihat, Apa sudah puas menertawakanku?” Tanya Ludius dengan nada merajuk.

”Apa kamu fikir aku sedang menertawakanmu? Sejak kapan Tuan Lu jadi Percaya diri sekali?”

Silvia mengedarkan pandangannya melihat dan mencari makanan kesukaannya. Dia tidak perduli dengan Ludius yang masih marah karenanya.

”Apakah kamu masih marah Tuan Lu,  padahal aku hanya ingin mulihatmu tersenyum Lho.. Kalau masih marah ya sudah, marah saja sana. Aku akan cari cemilan dulu”.

'Dasar gadis nakal, setelah membuatku seperti ini kamu mau pergi kemana? Bagaimana kamu akan menebusnya Sayang'  Batin Ludius.

Dia mengukuti kemana Silvia pergi dengan kursi rodanya. Dan terlihat Silvia tengah makan makanan ringan dengan tersenyum riang.