Chapter 47 - 47 (1/2)
Ibu Yuliana dan Julian terdiam cukup lama, mereka seperti kehabisan kata-kata untuk memberi Silvia alasan lagi.
”Bu, lebih baik ibu jujur sekarang. Apa yang sebenarnya Ibu dan Kakak sembunyikan. Apa Ibu lebih suka aku mencaritahu sendiri kebenarannya?”.
Ibu Yuliana menghela nafas ”Baiklah nak, Ibu sebenarnya sedikit kecewa padamu. kamu tiba-tiba pulang dalam keadaan lumpuh. Kamu bahkan sudah bertunangan tapi tidak memberitahu Ibu atau Kakakmu. Setelah itu kamu terjatuh dari kursi roda dan kehilangan ingatan 1tahun terakhir. Ibu berfikir lebih baik kamu jangan berhubungan dengan Ludius lagi. Seharusnya kamu tanyakan pada Ludius mengapa kamu sampai lumpuh seperti ini”. Ibu Yuliana menjawab dengan perasaan bersalah dan sedih.
Silvia syok, dia terdiam memandang Ludius. Dadanya bergemuruh walau dia tidak tahu apa yang sebenarnya dia rasakan. Tiba-tiba sekelebat muncul gambaran dia sedang bersama pria di sebuah tempat yang ramai dengan Gaun putih. ”Benarkah kita telah bertunangan, tapi mengapa aku tidak mengingatnya. Mengapa hanya kamu yang tidak ku ingat?”
Ludius berjalan mendekat kearah Silvia, dia berdiri sejajar didepannya dengan tatapan hangat ”Jangan kamu paksakan hal yang sulit Silvia. Cincin yang ada dijemari manismu adalah buktinya. Aku tahu ini terlalu cepat untukmu, Saat ini aku tidak terlalu peduli kamu mengingatku atau tidak, Kesembuhanmu adalah segalanya”.
Silvia melihat kearah cincin yang dia pakai, ”Apa yang kamu lakukan selama ini untuk mengingatkanku tentangmu? Aku tidak tahu alasan mengapa kamu tahu semua tentangku. Jadi ini jawabannya. Maafkan aku Ludius, aku tidak tahu mengapa aku sampai melupakanmu” perkataan Silvia penuh penyesalan.
”Ini bukan salahmu Silvia.
______ Bibi, izinkan aku membawa dan merawat Silvia di China. Aku berjanji akan selalu setia dan tidak mengkhianati kepercayaan Bibi dan Silvia. Dan lagi istri Tuan Zhuan sangat merindukan keponakannya. Kami beberapa minggu lalu baru saja makan bersama. Hanya saja Silvia tidak mengingatnya”. Kata Ludius Sunguh-sungguh.
”Maaf nak Ludius, aku tidak mengizinkan Silvia terlibat apapun dengan masa lalu. Aku tahu kamu menjamin keselamatan Silvia, tapi dia lebih aman jika hidup di Indonesia”
”Ibu, biarkan aku ikut kembali China. Jika semua yang aku lalui saat ini adalah Takdir, biarkan mengalir apa adanya. Tidak ada yang kebetulan didunia inikan Bu, Ibu juga tahu itu. Kalau memang aku sudah pernah bertemu dengan Keluarga Ayah, Aku ingin memastikannya. Ayah telah memberiku amanah, aku tidak mungkin mengabaikannya”.
Ibu Yuliana menghela nafas, dia tahu tidak akan bisa menang jika harus berdebat dengan putrinya. ”Baiklah, Ibu mengizinkanmu kembali ke China. Tapi jika Ibu tahu kamu mendapatkan masalah karenanya, Ibu akan langsung jemput kamu pulang”.
Julian yang sedari tadi terdiam melihat situasi akhirnya angkat bicara ”Bibi tidak perlu khawatir, aku akan ikut Silvia ke China. Kebetulan Ayah mempunyai kantor cabang di China, dan belum menemukan pengganti Direktur cabang lama yang telah kembali ke Indonesia. Aku rasa aku akan tinggal di China sementara waktu, sampai Ayah menemukan orang yang tepat untuk menempati posisi itu”.
Setelah perdebatan panjang di ruang rawat, akhirnya sudah di putuskan besok siang Ludius beserta Silvia dan Julian akan take on dari bandara menggunakan pesawat pribadi.
....
Sore ini di Apartement, Ludius sedang menyelesaikan semua dokumen kerjasamanya dengan perusahaan di Indonesia. Terdengar suara ketukan pintu, Mu Lan masuk membawakan se cangkir kopi panas beserta cemilan dan menaruhnya di atas meja.
”Mengapa kamu masih ada disini, Cepat keluar! Selesaikan tugasmu. Kamu tidak lupa bukan, memberitahu bagian transportasi menyiapkan pesawat untuk besok?” kata Ludius dingin tanpa menatap Mu Lan. Find authorized novels in Webnovel,faster updates, better experience,
”Tuan Lu, semua sudah sesuai perintah anda. Silahkan diminum kopinya. Saya permisi”.
Saat Ludius tengah sibuk dengan pekerjaannya, terdengar suara bunyi ponsel miliknya.
???? ”Ada apa kau menelfonku LongShang?”
???? ”Aku dengar kau sudah menemukan Silvia, Bagaimana keadaannya?”.