Chapter 40 - 40. Keinginan Julian untuk Merawat Silvia (1/2)
Malam Hari Di Kota Jakarta, Indonesia.
Malam ini begitu asing bagi Silvia, setelah 2tahun lamanya meninggalkan Indonesia, Dia kini kembali merasakan makan malam bersama keluarga. Semua telah berkumpul di meja makan tidak terkecuali Julian.
Julian yang sedari tadi terdiam memikirkan sesuatu akhirnya angkat bicara. ”Bibi.. ada yang ingin aku sampaikan pada Bibi dan semuanya. Aku ingin meminta izin pada Bibi untuk membantu perawatan dan terapi untuk Silvia. Dalam beberapa hari kedepan, Ayah memintaku segera kembali ke keluarga inti untuk meneruskan bisnis Al-Farezi Grup. Jika Bibi berkenan, biarkan aku membawa Silvia kembali ke keluarga inti”.
Ibu Silvia yang sedang makan mendengar perkataan Julian langsung menghentikan makannya. ”Julian, Keluarga Bibi sudah lama meninggalkan keluarga inti. Sepertinya kurang tepat jika tiba-tiba kembali tanpa persetujuan mereka. Lagi pula Bibi sudah menikmati hidup sederhana seperti ini selama bertahun-tahun. Tapi.. Bibi senang mendengar akhirnya kamu meneruskan bisnis keluarga, Bibi bangga padamu”.
”Aku mohon Bibi.. Aku benar-benar ingin menjaga dan merawat Silvia hingga dia sembuh. Aku harap Bibi memikirkan kembali permohonanku ini”.
Julian memohon penuh harap pada Ibu Yuliana, ia benar-benar ingin merawat Silvia dengan sepenuh hatinya dan mencaritahu apa yang sebenarnya terjadi.
Suasana di meja makan menjadi tegang, Ling Ling yang tidak mengetahui apapun ikut terdiam. Silvia yang melihat Ibunya terlihat cemas akhirnya berbicara ”Kak Julian, Aku berterima kasih karena Kak Julian mau membantu penyembuhan ku. Tapi aku baru saja bertemu ibu, jadi maaf Kak.. Aku tidak bisa ikut Kakak kembali ke Keluarga inti”.
”Silvia, jika itu keinginanmu maka aku tidak bisa memaksa. Tapi aku akan tetap merawat dan menjagamu walau dari jauh”. Perkataan Julian penuh makna, membuat Silvia sedikit terganggu dengan perkataannya.
Di malam hari, Ling Ling meminta tidur bersama Silvia. Waktu sudah menunjukkan tengah malam, namun Ling Ling masih sibuk dengan ponselnya.
”Silvia, ada berita penting…!”. Perkataan Ling Ling yang sangat singkat itu mampu membuat Silvia terbangun dari tidurnya.
”Sil.. Aku dapat kabar ini dari Bryan, ternyata Ludius mati-matian mencari mu setelah terakhir kali kamu meninggalkannya Mall. Dia tampak frustasi, bahkan sampai mabuk berat di bar. Silvia.. apa kamu masih berfikir kalau Ludius hanya mempermainkan mu?!” Pertanyaan Ling Ling membuat Silvia tersadar diri diamnya.
”Aku tidak tahu, Tapi fakta didepan mata waktu itu membuatku lelah. Ling Ling.. apa aku tidak berhak menentukan kebahagiaan ku?” Silvia membalas bertanya,
”Kamu berhak bahagia, tapi apakah menjauh dari Ludius benar-benar membuatmu bahagia? Aku tahu saat ini kamu sedang kecewa, tapi membohongi perasaan sendiri bukankah lebih menyakitkan?”
Apakah aku memang belum bisa melupakannya, Tapi sejak kapan aku jadi begitu mencintainya?.
Pertanyaan singgah begitu saja di fikiran Silvia, Dia semakin bimbang dan gelisah. Perasaan yang bergejolak ini membuat nya merasa seperti kehilangan sesuatu. Tapi apa itu Silvia tidak menyadarinya.
***
Malam hari Shanghai China.
Ludius yang masih setengah sadar karena terlalu banyak minum akhirnya diantar WangChu pulang kerumah.
Setibanya dirumah, WangChu mengantar Ludius ke kamarnya. Masih terlihat wajah frustasi Ludius yang memikirkan Silvia. Bibi Yun yang menunggu kepulangan Ludius secepatnya membawakan baju ganti dan minuman hangat.
”Tuan WangChu, terima kasih sudah mengantar Tuan Lu pulang dengan selamat. Bibi khawatir melihat kondisi Tuan Lu yang sedang tidak stabil”.
Setelah mengantar Ludius WangChu langsung pergi. Di kamar Ludius, Bibi Yun dengan cekatan nya mengganti baju dan membersihkan wajah Ludius yang terlihat kusam dan muram.
”Silvia, jangan pergi.. Maafkan aku..”. Gumam Ludius
”Tuan Lu.. Bahkan dalam tidurmu Tuan mengigau menyebut nama Nona. Tuan sudah Bibi anggap sebagai putra Bibi. Jadi Bibi tahu apa yang Tuan rasakan saat ini. Apapun yang terjadi Bibi akan selalu mendukungmu?” Bibi Yun membelai rambut Ludius.
Keesokan harinya, Ludius terbangun dan mencoba mengingat kembali apa yang terjadi tadi malam. Saat dia mengingat semuanya, dia langsung beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi pun dia masih memikirkan Silvia.