Chapter 33 - 33. Racun Aconitine (1/2)

Di sepanjang perjalanan Ludius tidak henti-hentinya memeluk Silvia, ia yang melihat keadaan Silvia merasa seperti kehilangan separuh hidup nya.

”Bertahanlah sebentar lagi Sayang..!!”.

Mobil telah sampai di Rumah Sakit terdekat. Ludius langsung membawa Silvia ke ruang IGD dibantu oleh beberapa suster dan seorang dokter.

”Mohon Tuan menunggu disini”. Seorang Dokter dan 2 orang suster masuk kedalam ruang IGD.

”Tuan Lu.. Bagaimana keadaan Silvia?!”. Tanya Ling Ling dan Bryan yang baru saja datang menyusul. Mereka yang mendengar keadaan Silvia mulai memperlihatkan kekhawatiran.

”Aku tidak tahu, Dokter baru saja masuk untuk memeriksa”. Wajah Ludius tertunduk, terlihat sekali dia benar-benar sedih.

20 menit kemudian.

Dokter keluar bersama Silvia dan 2 orang suster. Melihat Silvia di bawa keluar Ludius langsung berdiri menghampiri. ”Dok.. Silvia akan dibawa kemana?!”.

”Pasien akan dibawa ke ruang ICU untuk tindakan lebih lanjut. Untuk kondisi pastinya kita menunggu hasil lab. Kemungkinan pasien mengalami kelumpuhan saraf secara bertahap”. Dokter pergi menyusul perawat ke ruang ICU.

Semua terkejut mendengar Kemungkinan yang terjadi pada Silvia. Ini tidak mungkin, Bagaimana bisa Silvia tiba-tiba mengalami kelumpuhan saraf. Pasti ada yang tidak beres dengan semua ini??

”Maafkan aku Tuan Lu, Aku tidak bermaksud menyembunyikannya darimu”. Ucap Ling Ling lirih.

Ludius menghampiri Ling Ling untuk meminta penjelasan. ”Apa maksudmu. Apa kamu tahu kondisi Silvia yang sebenarnya? Cepat Jawab..!” Ludius tidak bisa mengendalikan emosi nya.

”Tahan Tuan Lu. Ingatlah kita sedang berada dirumah sakit, jangan sampai karena keributan kita diusir dari sini”. Bryan menahan tubuh Ludius yang sedang emosi untuk menjaga jarak dari Lingling.

”Sebenarnya tadi malam Silvia datang ke acara Birthday Party ku. Aku tidak tahu pastinya, Tapi Li Thian datang padaku mengatakan bahwa Silvia tiba-tiba merasa tidak nyaman dan dia mengantarnya pulang. Tadi pagi Ling Ling mendapati Silvia dengan wajah yang begitu pucat. Tapi Silvia justru meminta Ling Ling untuk diam, Dia tidak ingin acara pertunangan kalian gagal karenanya. Aku sudah jelaskan semuanya, terserah kau percaya atau tidak!”. Bryan menceritakan semua kejadian yang terjadi.

Drrrt.. Drrrt..

Dering ponsel milik Ludius berbunyi. Segera ia mengambil ponselnya dan mengangkat telepon yang masuk.

???? ”Tuan Lu.. Apa kau sudah melihat apa yang terjadi pada Tunanganmu itu? Sudah kukatakan bukan, Aku tidak main-main dengan perkataanku!!”. Gertak seseorang di ujung telefon.

???? ”Siapa kau sebenarnya, apa kau yang telah melukai Silvia?!”.

???? ”Aku sudah memperingatkanmu dan memberimu pilihan antara tunanganmu atau menyerahkan gadis lelang itu, tapi kau justru mengabaikan peringatan dariku. Dengar baik-baik..! Tunanganmu telah meminum obat terlarang ACONITINE, bahkan Rumah Sakit belum memiliki tentu memiliki penawarnya. Obat itu mampu melumpuhkan saraf secara perlahan. Jika dalam jangka waktu 3 × 24 jam dia tidak ditangani maka Tunanganmu akan tertidur selamanya..”.

???? ”Kurang ajar, berani kau mengancamku. Baik.. Aku akan ikuti apa maumu. Cepat katakan..!”

???? ”Aku memiliki sedikit penawar dari ACONITINE. Tidak terlalu berefek namun cukup untuk menghentikan laju pelumpuhan. Aku ingin kau menukar obat itu dengan gadis lelang, Bagaimana..?”.

???? ”Baik.. Aku akan menyerahkan gadis lelang padamu. Kau ternyata orang yang tadi malam! Kalian pasti suruhan orang yang sama dengan orang yang membunuh Orang Tuaku 15thn Silam. Kalian ingin menghapus semua bukti yang ada. Tapi itu tidak masalah, bagiku hilang 1 bukti tidak berpengaruh terhadap hasil dari penyelidikan ku”.

???? ”Datanglah ke gedung Waldorf Astoria tepat jam 5 sore nanti. Jika Tuan Lu tidak datang, maka tidak ada tawar menawar lagi”.

Suara Telefon terputus.

Ludius secepatnya menelfon Longshang untuk mengurus masalah Gadis Lelang. Dia Ling Ling dan Bryan menuju ke ruang ICU. Di depan Ruang ICU, salah satu dokter yang menangani Silvia keluar.

”Bagaimana keadaannya Dok?!” Ludius menghampiri dokter itu dengan perasaan cemas

”Saya memiliki kabar yang tidak baik untuk Tuan. Rupanya Pasien telah meminum obat kimia ACONITINE walau kadarnya sedikit. Obat itu mampu melumpuhkan saraf secara bertahap. Pasien mungkin telah mengalami tanda-tandanya selama ini. Lebih mengkhawatirkan lagi penawar dari obat ini masih terbilang langka. Tapi kami usahakan sebisa mungkin untuk menyelamatkan Pasien”. Dokter berlalu setelah menjelaskan apa yang terjadi.