Chapter 29 - 29. Undangan Party Senior Bryan (1/2)
Ludius membawa Silvia ke Restaurant Garden yang letaknya tidak jauh dari kampus. Ia sudah memesan Lantai 2 untuk mereka tempati.
Silvia mengedarkan pandangannya, terlihat tidak ada pengunjung lain, hanya ada beberapa pelayan yang berdiri tidak jauh dari tempat mereka duduk. ”Tuan Lu, mengapa tempat ini begitu sepi? kamu tidak berniat membooking tempat ini hanya untuk kita berdua kan?”.
”Aku memang telah membookingnya, ada yang salah dengan ini? Lagi pula aku sedang ingin makan berdua dengamu dengan tenang”. Jawab Ludius santai.
Selang beberapa waktu Pelayan datang membawakan menu makanan terbaik Restaurant mereka. Pelayan menaruh satu persatu menu yang telah di persiapkan. ”Silahkan dinikmati Tuan dan Nona. Jika ada sesuatu yang di butuhkan jangan sungkan untuk memanggil kami”. Kata pelayan ramah.
”Terima kasih”. Balas Silvia dengan senyuman. Ia mulai melihat satu persatu makanan yang memenuhi satu meja itu.
Drrrt.. Drrrt..
Dering ringtone ponsel Ludius berbunyi. Ia mengambil ponsel yang ada di sakunya, terlihat panggilan dari salah satu penjaga bayang yang mengawasi disekitar Restaurant.
???? ”Lapor Tuan Lu, beberapa pengawal melihat Tuan Nathan datang ke Restaurant ini dengan seorang wanita. Apa perintah anda selanjutnya?” Terdengar suara di ujung telepon.
???? ”Kau tetap awasi saja mereka, sisanya biar aku yang urus”. Ludius menutup teleponnya.
”Pelayan Panggil Manajer kalian kemari…!!!” Perintah Ludius.
Manajer dan beberapa pelayan datang dengan membungkukan badan ”Ada apa Tuan, apa ada yang bisa saya bantu?”. Tanya seorang pria yang menjabat sebagai Manajer restaurant.
”Di luar ada sepasang orang yang baru datang, Dia adalah Tuan Nathan pemilik Royal Grup, Undang mereka untuk makan bersama kami”.
”Baik Tuan Lu, sesuai permintaan anda”. Manajer dan 2 orang pelayan turun mengundang Nathan untuk makan bersama.
Silvia yang mendengar kata Nathan menghentikan minumnya, ”Ludius, apa yang kamu maksud adalah Jonathan Nero? Bagaimana kamu tahu kalau dia berkunjung ke Restaurant ini?”. Tanya Silvia serius.
”Aku sudah menempatkan penjaga bayangan di sekitar sini, barusaja mereka menelfonku dan memberitahu kalau Jonathan dr Royal grup memasuki Restaurant ini”.
”Oh..”.
***
Beberapa saat kemudian, Dari arah pintu masuk datang dua orang dan salah satunya adalah Jonathan.
”Selamat siang Tuan Lu.. ”. Sapa seseorang yang ada di belakang Ludius. Ludius dan Silvia berdiri menyambut kedatangan mereka.
”Selamat siang Tuan Nathan dan Nona, silahkan duduk”. Kata Ludius mempersilahkan.
Nathan dan pasangannya duduk di kursi sejajar yang masih kosong. ”Tuan Lu, sebelumnya kita tidak pernah bertemu dan belum memiliki hubungan kontrak kerja. Bagaimana Tuan Lu bisa mengundang saya kemari?”. Perangaian Nathan begitu sopan, tapi dibalik tatapan matanya tersirat sesuatu yang tidak biasa.
”Silvia adalah calon istri saya. Dia mengatakan kalau anda pernah menolongnya dan belum sempat membalas budi”.
”Oh soal itu, Tuan Lu tidak perlu memikirkannya. Saya hanya kebetulan lewat saat itu”.
”Tetap saja, Silvia merasa tidak tenang jika belum membalas kebaikan Tuan. Kebetulan kami melihat anda datang ke Restaurant ini, jadi saya fikir untuk mengundang anda dan pasangan anda makan bersama. Semoga kedepannya kita bisa menjalin hubungan dengan lebih baik”.
”Tentu saja Tuan Lu, saya akan selalu menantikannya”.
Pelayan datang kembali membawa beberapa makanan terbaik Restaurant untuk Jonathan dan wanitanya. ”Selamat menikmati”. Kata pelayan sebelum pergi.
Wanita yang bersama Jonathan tersenyum pada Silvia. Ia memperkenalkan diri dengan sangat baik. ”Nona Silvia salam kenal, saya Shu Quan Sekretaris dari Jonathan Nero. Kebetulan kami memang sedang mencari tempat untuk makan siang”. Sapa Shu Quan, ia mengulurkan tangan memberi salam.
”Senang berkenalan dengan anda Nona Quan. Saya Silvia Zhu, Tunangan dari Ludius. Silahkan dinikmati makan siang nya Tuan Nathan dan Nona Quan. Jika ada yang anda tidak suka, silahkan katakan saja, nanti kami ganti menunya”.
Keramahan yang di tunjukkan Jonathan dan sekretarisnya sungguh luar biasa, mereka bersikap seperti layaknya bangsawan elit. Namun di balik keramahan Jonathan, Ludius masih memikirkan apa niat Jonathan sebenarnya?
***
Jamuan makan siang bersama Nathan dan pasangannya berakhir dengan lancar.
”Terima kasih atas undangan makan siang nya Tuan Lu. Maaf kalau lancang, Saya masih ada beberapa pekerjaan yang saya tinggalkan. Saya dan sekretaris saya mohon undur diri”. Nathan melirik Quan memberi isyarat untuk segera meninggalkan Restaurant.
”Tidak masalah, Tuan Nathan sudah mau menerima jamuan sederhana dari saya saja ini sudah cukup. Maaf kami tidak bisa mengantar anda keluar”.