Chapter 21 - 21. satu hari menjelang party (2/2)

Di ruang tamu, Ludius masih terdiam dengan kata-kata yang Silvia ucapkan. Dia tidak menyangka hal yang menurutnya sederhana dan wajar membuat Silvia begitu marah padanya.

'Apa aku sudah melakukan kesalahan besar? Aku hanya sedikit menyentuh bibirnya dan menurutku itu hal yang wajar. Tapi mengapa dia begitu marah padaku?'.

Karena hari menjelang siang, banyak dari para wanita yang menghuni tempat itu mulai kembali ke asrama. Mereka dikejutkan dengan adanya seorang Pria tampan yang tengah duduk sendiri  di ruang tamu tanpa ada yang menemani.

”Tuan tampan.. ngapain kamu sendiri disini, apa kamu sedang menunggu seseorang?” Salah seorang wanita datang dengan pakaian Dress mini yang begitu ketat mendekati Ludius dan merayu nya dengan membelai wajahnya. Ludius yang sedari tadi diam beranjak dari tempatnya.

”Nona.. apa kamu sebegitu inginnya aku dekati hingga kamu merayuku dengan cara seperti ini? Tapi.. wanita sepertimu bukanlah selera ku”. Ludius berbicara dengan tatapan merendahkan. Dia berjalan keluar menuju mobikdengan sikap dinginnya, membuat para wanita lain merendahkan wanita yang tengah merayu nya.

____________

Dikamar Silvia duduk termenung mengingat kejadian yang barusan terjadi, jantungnya masih berdetak kencang membuat perasaannya menjadi gelisah.

”Apa sih yang sedang ku fikirkan? Silvia....” Menepuk pipinya. ”Sadarlah.. anggap saja itu kecelakaan kecil atau mimpi buruk di siang bolong”. Silvia meyakinkan dirinya sendiri kalau itu hanya sebuah kecelakaan, dan angin lalu.

”Sekarang aku harus fokus untuk menyelesaikan tugas ku sebelum sore tiba. Aku harus tampil baik di acara nanti, karena ini juga menyangkut reputasi dari Hanson. Tapi tetap saja, aku masih merasa tidak tenang dengan acara nanti malam”.  Silvia mengerjakan semua tugas-tugas nya sebelum sore tiba.

Drrrt… Drrrt…

Suara getar dari ponsel, terlihat ada pesan masuk  dari  Ling Ling.

???? Silvia, aku ada acara jalan dengan Kak Bryan, jadi Maafkan aku yah.. kayaknya aku bakal pulang mala dan nggak bisa menyiapkan makan malam untuk semuanya. Jadi aku mohon.. kamu gantikan aku untuk membuat makan malam untuk mereka yah..

???? Ok.. Ok.. semoga Dinner kalian berjalan lancar, aku doakan semoga kalian beneran jadian. Biar kamu nggak ngejomblo mulu, hihihi…

Silvia membalas pesan Ling Ling dan menyelesaikan tugasnya, hingga menyiapkan makan malam.

****

Malam telah tiba, Silvia mulai bersiap-siap untuk mengenakan Dress panjang dengan warna Biru Laut, dipadukan dengan Make up yang sederhana dan juga simpel membuat Silvia tampak begitu anggun. Waktu menunjukkan pukul 07.40 malam.

Silvia berjalan keluar kamar, semua penghuni asrama dikejutkan dengan penampilan Silvia yang begitu anggun. Salah seorang wanita menghadang jalannya Silvia, Dia berkacak pinggang dengan memasang wajah tidak sukanya pada Silvia.

”Heh gadis aneh, ngapain kamu berpenampilan seperti itu? apa kamu fikir dengan tampil sok cantik, akan ada orang yang melirikmu? nggak usah sok cantik jadi orang..! Didepan seperti ini, nggak tahu entar di belakang seperti apa”. wanita itu terus menghadang.

Tint.. Tint..

Terdengar suara klakson mobil. Silvia tidak menghiraukan wanita yang mengumpat nya dan berjalan menuju pintu keluar. Silvia membukakan pintu, dan Telihat Hanson sudah menunggunya di ambang pintu.

”Nona Silvia, Malam ini kamu begitu cantik… Apa kamu sudah siap? Mari ikut saya” Hanson mengulurkan tangannya dengan senyuman yang membuat para penghuni Asrama merasa iri pada Silvia.

”Terima kasih atas pujian nya Tuan” Silvia membalas senyuman Hanson dan menerima uluran tangan nya.