Chapter 18 - 18. Mengetahui sisi rapuhmu (1/2)

Mobil melaju kencang di tengah gemerlap nya malam. Mobil yang di desain tanpa atap itu membuat angin terasa  lebih kencang dari biasanya, menyibakkan rambut panjang yang dibiarkan tergerai. Wajah Silvia yang cantik, sesekali  tertimpa terangnya cahaya malam. Ludius yang tidak sengaja melihat ke arahnya sesaat merasa terpana dengan bias wajah cantik Silvia.

”Aku baru menyadari, gadis yang sulit aku taklukkan ini ternyata sangat cantik. Sejak kapan kamu jadi secantik ini?”. Gumam Ludius.

Bukan hal baru lagi jika harus berdebat dengan Ludius, Silvia yang menyadari kemarahan Ludius hanya bisa menghela nafas dan bersabar. Pria dengan tempramental buruk seperti Ludius membuat Silvia harus ekstra sabar menghadapinya.

”Hidup memang penuh cobaan, sabar.. Kalaupun pada akhirnya dia marah cukup didengarkan saja”. Gumam Silvia pada dirinya sendiri.

Perjalanan terasa cukup lama, tanpa di duga Ludius hanya terdiam. Dalam perjalanan tidak ada sepatah katapun keluar dari mulut mereka, Hanya ada saling lirik dan berbicara dalam hati.

***

Sesampainya di depan Kediaman Ludius, Dia turun dan menggendong Silvia masuk kedalam tanpa sepatah katapun.

'Eh... Dia beneran tidak mengomel? Tidak biasanya Ludius bersikap manis seperti ini?'. Biasanya aku harud mendengar ceramah ampasnya duku baru bisa tidur nyenyak. Tidak disangka si Tuan sadis ini bisa diam juga'.

”Sayang.. Kamu ngapain bawa pulang gadis aneh sepertinya?, Dan kamu menggendong dia Bak seorang Putri di depan ku..! Apa kamu kekurangan wanita cantik?” Dari dalam Xiang Zhu muncul dengan mulut pedasnya itu.

Tuh kan… baru di omongin, Tumben si sadis kagak ngomel. Eh… nih si nenek Lampir malah disini. Pasti bakal ribut nih!!

Sabar... Legowo.. Jangan ambil hati, cukup dengarkan kalau ribut. Bukankah seharusnya seperti itu?.

”Xiang Zhu, ngapain kamu ada disini?  Bukankah aku sudah pernah bilang, Kalau aku tidak suka kau berada disini? Sebelum kesabaran ku habis. Cepat keluar dari sini..!” Usir Ludius dengan nada yang cukup tinggi, membuat orang lain seketika diam. Ludius tidak menghiraukan Xiang Zhu dan menuju kamar agar Silvia bisa beristirahat.

Ludius membawa Silvia ke kamar tidur dan membaringkannya di atas ranjang. ”Gadis kecil istirahatlah, aku akan menyelesaikan wanita licik itu terlebih dahulu. Jadi kamu tidurlah dengan nyenyak” Kecupan hangat melesat di kening Silvia.

'Arrggh.. Kenapa lagi nih orang, main cium sembarangan. Apakah seperti ini cara orang kaya memperlakukan wanita. Issh..'. cibir Silvia dalam hati. Dia terlalu malas untuk mengatakan semua yang ada dalam hatinya . Silvia pura-pura tidak melihat dan memejamkan mata.

Ludius keluar dari kamar untuk melihat apakah Xiang Zhu sudah pergi atau belum. ”Kau masih belum pergi..! Jangan menguji kesabaran ku Xiang Zhu..!” Ludius menarik paksa Xiang Zhu dan melemparnya keluar.

”Aku adalah calon Tunanganmu Ludius. Setidaknya bersikaplah lebih lembut terhadapku..!”

”Apa kau bilang..! kamu ingin aku memperlakukanmu dengan lembut. Apa aku tidak salah dengar..? Bibi Yun, kemari lah… ” Panggil Ludius.

Dengan segera Bibi Yun datang, ”Ada apa Tuan Lu memanggil saya?” Tanya Bibi Yun, sesekali dia melihat wajah Xiang Zhu yang sedang dipenuhi emosi,