Chapter 7 - Hanya sekedar mengantar Laptop membuat satu Kampus Riuh (1/2)
1 Minggu telah berlalu. Setelah kejadian itu, Sikap Ludius kini sedikit berbeda. Dia sekarang lebih manusiawi dari pada sebelumnya. Pagi ini untuk pertama kalinya Silvia kembali ke kampus setelah begitu banyak kejadian terjadi. Silvia sedang bersiap-siap untuk kuliah pagi, Di kamarnya dia sedang membenahi buku dan lain-lain.
”Pagi Nona Silvia, Tuan Lu meminta anda turun untuk menemani beliau sarapan”
”Baik Bi, aku akan segera turun”.
Silvia keluar dari kamar menuju ruang makan, Disana sudah ada Ludius yang sedang bersiap-siap untuk pergi ke kantor.
”Pagi Tuan, Oh ya.. Sebelumnya aku mau izin pulang malam untuk mengerjakan tugas di rumah Ling Ling”. Katanya polos.
”Silahkan sarapan nya Tuan Lu dan Nona Silvia”. Bibi Yun menyiapkan satu meja penuh sarapan pagi. Mereka mulai sarapan bersama, di meja sudah dihidangkan banyak menu untuk dipilih.
”Untuk apa kamu pergi kerumah teman, apa kamu tidak bisa mengerjakannya disini saja?”
”Sebenarnya bisa Tuan, tapi berhubung aku tidak mempunyai komputer atau laptop, Terpaksa harus meminjam pada Ling Ling”
”Tidak bisa..! Kamu tidak boleh pergi kemana-mana, Untuk laptop kamu akan aku belikan yang baru. Nanti akan aku antar langsung ke kampusmu”
”Tu.. Tunggu Tuan, Baik aku tidak akan pergi, Tapi Tuan jangan datang ke kampus yah…! Aku tidak ingin ada keributan dengan Tuan datang ke kampus hanya untuk menemuiku”
”Tidak ada tawar menawar, Menuruti kata-kata ku atau kamu keluar dari kampus dan menjadi pelayan ku?”
'Orang ini sungguh menyebalkan, Seenaknya saja dia memutuskan apa yang ingin ku lakukan. Benar-benar mirip seperti Ibu mertua yang cerewet dan suka mengatur'. Cibir Silvia dalam hati.
Silvia sarapan dengan perasaan kesal, Justru sebaliknya Ludius seakan menikmati hari-hari dimana dia bisa membuat Silvia merasa kesal.
Ludius berangkat mengantar Silvia ke kampus dengan mobil Sport nya. Sesekali Silvia menatap wajah Ludius yang tenang membuat Silvia merasa tidak nyaman.
'Lagi-lagi seperti ini, Sebenarnya ada apa dengan perasaanku. Mengapa aku tidak bisa mengalihkan pandanganku darinya. Ya Tuhan.. Aku baru menyadari bahwa orang yang selalu membuatku jengkel ternyata tampan juga saat sedang tenang. Andai saja dia bukan pria psikopat, mungkin aku akan benar-benar jatuh dalam pesonanya'. Batin Silvia.
Ludius mengantar Silvia sampai ke depan kampus. Seketika semua mahasiswi riuh melihat ada mobil Sport berwarna hitam bertengger di depan kampus. Mereka mulai berbisik, saling tebak siapa pemilik mobil tersebut.
”Hei gadis kecil… Cepat turun..”. Suara Ludius membangunkan Silvia dari lamunan nya.
”Ah.. Eh.. iya aku turun” Silvia seperti orang linglung yang kehilangan arah,
”Heh.. ada apa denganmu gadis kecil, apa kamu sedari tadi sedang memikirkan ku? ”
”Berhentilah mengatakan hal tidak berguna Tuan, mana mungkin aku memikirkan mu. Lagian ini terlalu pagi untuk Tuan ke PD an. Sudah aku masuk kelas dulu”. Wajah Silvia bersemu merah, Segera dia membuka pintu untuk menghindari Ludius. Begitu pintu mobil dibuka, Semua orang kaget melihat ternyata Silvia, Mahasiswi miskin yang menaiki mobil tersebut. Begitu Silvia turun, mobil langsung melesat pergi, tanpa ada orang lain yang tahu siapa yang ada di dalamnya.
”Pagi Silvia, aku tidak menyangka, ternyata Tuan Ludius perhatian juga yah..” Bisik Ling Ling. Mereka berjalan menuju ke kelas, Di tengah jalan mereka tidak sengaja berpapasan dengan Li Thian,
”Silvia… Bagaimana keadaanmu sekarang, apa tidak apa-apa kamu sudah masuk kuliah?”. Pagi ini Li Thian memakai pakaian kasual, berpadu dengan wajah yang tampan membuat aura nya keluar ditambah dia salah satu Mahasiswa muda di Universitas ini membuatnya semakin dikagumi banyak mahasiswi.