Chapter 6 - Sisi Lain Dirimu yang membuatku hangat (1/2)

Silvia tertawa kecil mendengar seorang Ludius mengucapkan kata maaf. Tapi jauh dalam hatinya terbesit rasa senang melihat sisi lain dari seorang Ludius.

”Dokter berkata nanti sore kamu sudah boleh pulang. Jangan khawatir aku sudah meminta suster untuk merawatmu selama dirumah”. Kata Ludius datar sembari mengupas buah

”Oh.. Syukurlah..!” memandang ke arah jendela dengan tatapan kosong.

'Bunda, sudah lama Silvia tidak mendengar kabar bunda. Bagaimana keadaan bunda sekarang yah?'. Tidak terasa air mata Silvia tumpah begitu mengingat ibunya yang jauh disana. Ludius yang melihat Silvia menangis bingung dengan apa yang sedang dirasakan Silvia.

Ludius menyentuh wajah Silvia dan mengarahkan ke wajahnya, Ludius memandang Silvia yang sendu. Terlihat jelas gurat kesedihan di wajahnya.

”Mengapa kamu menangis, apakah aku begitu kejam di matamu?”

”Tidak.. bukan seperti itu, Hanya saja aku teringat ibu. Sudah lama aku tidak mendengar kabar darinya”. Silvia menjawab dengan wajah polosnya. Tanpa Ludius sadari tangannya menghapus air mata Silvia dengan lembut.

”Tenanglah aku sudah mengabari ibumu, dan dia disana baik-baik saja. Siapa yang mengirim sebuket bunga?”. Tanya Ludius penuh selidik, Dia mendekatkan dirinya ke wajah Silvia. Pandangan mereka saling beradu, Silvia merasa waktu seakan berhenti berjalan.

'Ada apa sebenarnya dengan perasaanku, jantungku berdetak begitu kencang. Suasana macam apa ini?'. Silvia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Ludius. Sedangkan Ludius menatap dengan tatapan penuh kecemburuan melihat sebuket bunga yang dia tidak tahu siapa pemberinya.

”Cepat katakan..! Siapa yang memberi satu buket bunga ini, apakah dia kekasihmu?”. Lagi-lagi sifat Ludius berubah menjadi dingin, tanpa mendengar dulu penjelasan dari Silvia,  tangannya mencekik leher Silvia dengan keras,

”Ahh.. sakit Lepas.. lepaskan aku” Suara yang keluar terdengar lirih, namun Ludius seperti tidak peduli. Silvia mengerang kesakitan, tangannya mencoba melepas cekikikan dari Ludius.

'Lagi-lagi aku berada di situasi seperti ini, apakah kali ini aku benar-benar akan tiada?'. Batin Silvia pasrah.

Pandangan Silvia mulai kabur, dia sudah kehabisan nafas karena terlalu lama tercekik. Tiba-tiba saja dari arah pintu datang seorang pria yang tidak dikenal menarik Ludius dan memberinya pukulan di pipi.

Buaack!!

Satu pukulan terlintas di wajah Ludius

”Sadarlah.. apa anda ingin membunuhnya?”.

Ludius tersadar bahwa dia hampir membunuh Silvia, dan melepas tangannya. ”Oh.. ternyata Tuan muda Hanson, ada apa Tuan Muda Hanson repot - repot kemari, apakah gadis kecil ini kekasihmu?”

”Aku hanya kebetulan lewat dan melihat Tuan Muda Lu sedang berbuat kasar, kalau dia menjadi kekasihku apa Tuan Muda Lu akan melepaskannya?. Saya hanya tidak menyangka Tuan Muda Lu bisa melakukan perbuatan rendahan seperti ini”.

Silvia yang hampir pingsan mendengar pernyataan pria yang tidak diketahuinya sontak membuatnya kaget. 'Kya…! Apa sih yang orang ini bicarakan? Apa dia mau menambah masalah ku. Habislah hari-hari ku yang damai. Kenapa aku harus terjebak dengan orang-orang ini? Bahkan drama korea saja tidak sekejam ini!'. Teriak Silvia dalam hati.

Orang yang bernama Hanson ini mendekati Silvia dan memblok agar Ludius tidak mendekat. ”Tenanglah Nona, aku hanya ingin membantumu untuk melihat perasaan si serigala ini” Bisik Hanson, dia mengedipkan satu matanya dengan senyum mautnya.

Huuuft…

Ludius memandang Silvia dengan tatapan mengancam, melihat itu Silvia langsung mendorong Jauh-jauh Hanson.