Chapter 2 - Gadis Kecil (1/2)
Disepanjang jalan Silvia terus terdiam dan memalingkan muka dari pria tadi, Silvia bahkan duduk dengan posisi miring layaknya kanguru yang sedang terduduk di mobil demi Jauh-jauh dari pria tadi.
”Apa kamu merasa jijik melihatku hingga kamu jongkok seperti kanguru didalam mobil seperti itu? Dasar gadis aneh”.
Kryuk.. Kryuk..
Terdengar suara perut yang tengah lapar.
Pria tadi memberhentikan mobilnya disebuah restaurant yang terlihat cukup mahal untuk Silvia singgahi. Pria muda tadi menarik Silvia turun menuju kedalam restaurant. Semua orang yang memperhatikan mereka mulai berbisik, teeutama terhadap pria muda yang menarik Silvia. Pria muda ini memang memiliki paras yang tampan, tidak hanya itu dia juga memiliki kedudukan tinggi. Terlihat semua pelayan membungkuk menyambut kedatangannya.
”Selamat malam Tuan Muda Lu”. Sapa semua pelayan dengan kompak.
Sebut saja pria tampan ini dengan Ludius Lu, siapa yang tidak kenal dengannya?. Ludius Lu adalah pemimpin dari Organisasi Naga Imperial dan juga seorang CEO dari Perusahaan Tangshi Corp. Dia dikenal dengan pria tak berperasaan, mempunyai perangaian dingin dan egois. Sekali dia menginginkan sesuatu maka dia pasti akan mendapatkannya. Namun, karena ketampanannya semua wanita hampir takluk jika melihat kehadirannya.
Silvia menghempaskan pegangan tangan Ludius dengan kasar. ”Lepaskan aku, aku tidak punya uang untuk makan disini. Jadi biarkan aku pergi!.” bantah Silvia. Sikap ketus dan dinginnya Silvia mampu membuat Ludius menggenggam erat tangannya.
”Augh..!”. Silvia mengerang kesakitan,
”Dengar..! Jika kamu berani membantahku, Aku tidak segan-segan melemparmu kembali pada para preman yang tengah lapar di luar sana”. Gertak Ludius.
'Sebenarnya pria ini siapa? Mengapa dia bisa bersikap seenaknya saja pada wanita. Benar-benar moral yang rendah'. Batin Silvia.
Ludius membawa Silvia ke sebuah meja makan yang berada di antara meja para pelanggan lain. Kedatangan Ludius telah menyita perhatian pelanggan lain, membuat mereka terus memperhatikannya secara diam-diam.
Tidak selang beberapa lama, pelayan datang dengan membawa beberapa menu seperti steak daging babi, beberapa makanan vegetarian dan terakhir ice coffee dengan whipped cream dan sedikit topping di atasnya. Silvia mengambil Sedikit nasi dan makanan vegetarian, dia tahu jelas bahwa itu daging babi yang menjadi pantangan untuknya memakannya.
”Hei kangguru, apa kamu terlalu lama hidup didesa hingga kamu tidak mau menyentuh steak daging babi ini?”.
”Orang seperti kamu tidak akan mengerti, memakan daging babi adalah sebuah pantangan untuk keyakinanku. Berhentilah untuk memaksakan apapun, tidak semja orang menyukaimu Tuan”.
Silvia meneruskan makanannya tanpa peduli seperti apa wajah Ludius karena perkataannya. Dia menyelesaikan makannya secepat mungkin dan mencoba untuk kabur dari genggaman Ludius.
”Terima kasih Tuan yang aku tidak tahu namanya, karena telah mentraktirku makan. Karena ini sudah malam jadi biarkan aku pergi”.
Silvia ngeloyor pergi tanpa memperdulikan semua orang yang sedang menatap mereka. Dia terus berlari dan sepertinya berhasil lolos dari Ludius, beruntung Silvia mendapatkan busway untuk kembali ke asrama.
***
Ludius yang di tinggalkan Silvia sendiri di meja makan keluar dengan wajah geram karena merasa di permalukan di depan umum. Terlihat Ludius menelfon seseorang dengan ponselnya.
???? ”Longshang aku tidak mau tahu, cari dimana gadis yang baru saja aku dapatkan dari para preman didepan bar. Dia baru saja lolos dari tanganku”
???? ”Sabar Ludius, dari caramu berbicara kau seperti bernafsu untuk memakannya. Apakah dia terlalu liar untuk kau jinakkan?”. Ledek seseorang yang berada di ujung telefon.
???? ”Berhentilah memancing emosiku, lakukan saja tugasmu dan bawa dia ke rumahku!”.
???? ”Apakah kau serius mengatakannya Ludius, belum pernah ada seorang wanita yang berani dan kau bawa ke rumahmu. Kali ini kau tiba-tiba menginginkannya disana, apakah kau benar-benar butuh penghangat ranjang?”.
”Diam kau…!”. Telefon terputus begitu saja. Ludius membawa laju kendaraannya menuju Mansion yang dia tinggali.
Sesampainya didepan bangunan megah dengan Desain klasik dan elegan, Ludius memarkir mobil nya. Ludius masuk kedalam di sambut kepala pelayan Mansion dan beberapa pelayan yang berjajar rapi menunggu kedatangannya.
”Selamat datang kembali Tuan Muda Lu”. Sapa para pelayan dengan menundukkan badan.
”Tuan Muda Lu, saya sudan menyiapkan air hangat untuk Tuan membersihkan diri”. Kata kepala pelayan Mansion.