18 Tanah yang Dijanjikan (1/2)

( Rumah Sakit Napoleon, Paris, Kerajaan Romawi Modern )

[ 14 November 2096, 19 : 00 ]

Dimalam hari disebuah kota mode, kota yang berada di Kerajaan Romawi Modern, Kota Paris, merupakan tempat berdirinya salah satu rumah sakit terbaik di dunia, rumah sakit peninggalan dari pahlawan negara perancis, Napoleon Bonaparte, Rumah Sakit Napoleon.

Memiliki struktur modern dengan baja khusus, membuatnya kebal dari serangan nuklir, namun di zaman ini, infrastruktur seperti ini sudah lumrah dipakai ditempat tempat yang notabene berisi banyak orang.

Rumah Sakit Napoleon malam ini terlihat sangat sibuk, itu karena banyak sekali dari korban korban terluka, dari kejadian pengeboman Roma dirawat disini.

Di Ruangan VIP, tidur seorang lelaki berambut biru, berwajah tampan dan mata yang tertutup, diwajahnya juga terlihat alat bantu pernapasan, dan infus ditangannya, Lelaki ini adalah Ketua dari WPO cabang Roma, Dulio Giovorno.

Disamping Dulio, terlihat seorang wanita cantik berambut pirang, dengan tubuh menggairahkan dan sebuah kaca mata tergantung di mata safirnya, wanita ini adalah Serra, tidak seperti biasanya Serra yang sedang menemani Dulio sejak ia dirujuk ke rumah sakit ini, mengganti pakaiannya menjadi sebuah pakaian kasual, kau putih polos dan celana jin panjang membuat lekuk tubuhnya semakin mempesona.

Serra sedang menikmati melihat Smartphonenya, dan melihat balasan dari Hauver dan Olivia.

Sebenarnya mereka berdua telah diberitahu sejak tadi, namun mereka masih harus mengecek keadaan keluarga mereka di bungker yang notabene terletak di Venice, sebuah bunker bawah air yang sangat aman, namun cukup jauh dari Paris sekitar 2 kali jarak Roma ke Paris.

jadi sebentar lagi mereka mungkin akan datang, Hauver dan Olivia.

* Tok Tok *

Saat Serra masih terjebak di Smartphonenya, terdengar ketukan dari pintu, Serra pun mempersilahkan orang diluar pintu untuk masuk, karena dia tahu bahwa orang itu adalah Hauver dan Olivia.

” Masuklah ” Ucap Serra, lalu pintu ruangan itu dibuka dan menampilkan dua sosok, yaitu Hauver dan Olivia.

Olivia saat ini juga memakai pakaian kasual, yaitu sebuah Long Cardi hitam dengan inner hitam, lalu diapadukan dengan Celana Jeans dan Sepatu Boot hitam.

Sedangkan itu, Hauver mengenakan Turtleneck Hitam dan celana skinny berwana hitam juga dengan sneakers putih , murah dan sederhana, Pakaian ini adalah hasil sisihan dari gaji pertamanya.

Melihat mereka berdua, Serra berdiri dan menyiapkan teh yang ada di termos air di meja rawat.

” Duduklah, aku akan menyiapkan teh ” Kata Serra sambil menuangkan teh ke gelas.

Setelah mendengar itu Hauver dan Olivia mengambil kursi ditembok dan membukanya, lalu duduk diatasnya.

” Nikmatilah ” Ucap Serra sambil memberikan gelas kepada mereka, lalu ikut duduk di kursinya tadi.

Suasana diam, dan hening, ini bukan kecanggungan, tapi memang beginalah suasana suram saat ini.

Yang memulai pembicaraan pertama kali adalah Hauver yang bertanya kepada Serra.

” Bagaimana Dulio bisa kalah ? Ceritakan padaku . ” Tanya Hauver, bagaiman ia tidak bingung, kekuatan Dulio seharusnya sangatlah kuat, bahkan saat itu ia tidak yakin dapat mengalahkannya, kecuali dia memanggil [ Bull of Heaven ], Atau menggunakan [ True Longinus Form ] sehingga membuatnya secepat cahaya, selain itu ia harus memakai kekuatan penuhnya untuk melawan Dulio.

” Saat itu, Leviathan menghapus Phantasm Ketua, itu merupakan manifestasi dari dosanya, sehingga Ketua tidak dapat menggunakan [ Million Flower ] andalannya dan hampir terbunuh, baru saat itu kami datang dan berhasil menyelamatkannya, namun, Leviathan berubah kebentuk sejatinya, dan mengalahkan semua orang yang ada disitu, lalu membunuh Adelia, namun Ketua berhasil menggunakan Phantasm terlarangnya dan berhasil membunuh Leviathan, namun efek sampingnya membuat Ketua Mati Otak. ” Kata Serra dengan wajah tertunduk dan air mata sedikit terbentuk dimatanya karena mengingat kejadian tadi siang.

' Jadi begitu ya, manifestasi milik Leviathan adalah menghapus Phantasm dari targetnya, kalau begitu dimana mayat Adelia sekarang, mungkin saja aku bisa menyelamatkan Dulio sekaligus Adelia ' Pikir Hauver karena dia ingin mencoba untuk menyembuhkan Dulio lalu menghidupkan kembali Adelia karena ini belum sampai dari 24 jam kematiannya.

” Serra, Jika aku bilang, aku bisa menyembuhkan Dulio dan menghidupkan kembali Adelia, bagaimana ? ” Ucap Hauver kepada Serra.

” Hah itu tidak mung- ” Tapi seebelum selesai mengatakan itu, Serra yang melihat wajah serius Hauver, berhenti berbicara dan berrtanya kembali pada Hauver dengan tatapan serius.

” Apa kau benar-benar bisa melakukan itu ? ” Tanya Serra.

” Um, aku memiliki sebuah Phantasm yang bisa melakukan itu, jadi bagaimana ? ” Tanya Hauver.

””Apa yang harus aku lakukan ? ”” Tanya Serra dan Olivia secara bersamaan, Serra senang sekali dengan prospek menyembuhlan ketuanya, sedangkan itu Olivia ingin jika Ketanya Adelia tidak mati, jadi mereka sangat antusias dengan ini.

” Kalau begitu Serra dan Olivia, kalian berdua siapkan tubuh Dulio dan Mayat Adelia, ” Kata Hauver kepada mereka berdua.

”” Baik ”” mereka berdua menjawab bersamaan.

--------------------

( Ruangan VIP 1, Rumah Sakit Napoleon, Paris, Kerajaan Romawi Modern )

[ 14 November 2096, 19:20 ]

Saat ini disebuah ruangan terbaring dua orang diatas kasur yaitu Dulio dan Adelia, mereka berdua dijejerkan berderet bersebelahan.