Chapter 103 Karyawan baru (1/2)
Gina langsung merebahkan tubuhnya ketika dia tiba dirumah. Yudha memperhatikan Gina yang terlihat lemas dengan wajah yang pucat.
” Sayang apa kamu sakit?
Wajahmu terlihat sangat pucat sekali! ”
Yudha yang khawatir melihat wajah Gina yang pucat pun langsung memegang dahinya untuk memastikan Gina demam atau tidak
” Entahlah, mungkin hanya kelelahan saja karena sekarang aku sedang sibuk dengan peluncuran produk baruku ”
Wajah Yudha pun seketika berubah muram melihat istrinya yang pucat
” Apakah kita perlu pergi kerumah sakit atau memanggil dokter kerumah? ”
” Tidak perlu sayang, aku tidak apa - apa. Setelah istirahat pun pasti baikan! ”
Gina tersenyum dan berusaha bangun dari duduknya.
” Aaach!,,”
Set
Namun keseimbangannya menurun, kepalanya pusing seakan berputar - putar dan dia pun hampir terjatuh, beruntung Yudha dengan sigap menangkapnya.
” Apa kamu baik - baik saja? ”
Yudha terlihat begitu panik melihat kondisi sang istri, Gina hanya menganggukkan kepala dan tersenyum. Yudha pun langsung mengangkat Gina dan menggendongnya menuju kamar mereka.
Dia membaringkannya perlahan ditempat tidur, menyelimutinya lalu duduk disampingnya, memegang pipi istrinya
' Apa kamu benar - benar tidak papa? Aku akan panggil dokter untuk segera datang kemari! ”
Yudha langsung beranjak bangun dari duduknya, namun Gina dengan cepat meraih tangan Yudha dan tersenyum lembut padanya
”Tidka perlu terlalu khawatir sayang, Aku memang tidak papa. Hanya butuh istirahat dan nanti pasti lebih baik ”
” Baiklah, kamu istirahat saja ya. Aku akan mandi dulu sebentar ”
Yudha berdiri dan mendaratkan sebuah ciuman di dahi Gina.
Gina sedang tertidur saat Yudha selesai membersihkan diri. Dilihatnya lagi wajah sang istri. Dia mendekat dan duduk disebelahnya. Sambil mengelus kepla Gina dengan lembut dia berkata
” Sayang apa keputusan ku membiarkan kamu memegang kendali perusahaan Sanjaya salah? Kamu jadi kelelahan karena mengurus perusahaan sendiri ”
Wajah Yudha menjadi muram, melihat istrinya yang terbaring karena kelelahan.
Pagi harinya pasangat itu sudah siap ke kantor. Seperti biasa Gina menyiapkan pakaian dan memakaikan dasi Yudha. Itu menjadi rutonintasnya setiap hari dan menjadi kesenangannya sendiri.
” Apa kamu tetap akan pergi ke kantor? Kenapa tidak istirahat saja? ”
Yudha memandang Gina yang sedang memakaikan dasi padanya